Share

Bagian 74: Kambing Hitam

"Kok, aku ada firasat buruk, nih," celetuk Surtini sembari merapikan mejanya.

Jam pulang kantor tinggal 5 menit lagi. Laporan yang harus digarapnya juga sudah selesai. Dia memanfaatkan waktu tersisa untuk beres-beres.

Beda lagi dengan Eka. Pemuda itu asyik menyusun dokumen sembari menggumam pelan, seperti bersenandung. Wajahnya tampak semringah. Sesekali senyum licik tersungging di bibir. Dia tentu bukan sedang merapikan tugas, tetapi menata bukti-bukti kecurangan atasan maupun staf-staf bermasalah.

Baru saja, Surtini memasukkan dompet ke tas sebagai langkah terakhir, Okan datang dengan tergopoh-gopoh. Firasat buruknya semakin menguat saat melihat pria yang sudah dianggap kakak sendiri itu memucat. Okan mengatur napas sejenak sambil mengelap keringat yang terus meluncur di dahi.

"Nono, Wati, kita dipanggil kepala bagian lagi," ungkap dengan sorot mata putus asa.

"Oh, oke, Mas. Ayo kita ke sana," sahut Eka ringan.

Surtini menatap protes. Namu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status