Share

Dia Menemukanku Lagi

Aku terbangun dengan kepala berat dan nyeri di beberapa bagian tubuh. Sudah lama tidak berhubungan seks dan itu membuatku merasa sedikit lepas kendali. Sangat buruk mengetahui keberadaan ku di Pekanbaru untuk kuliah dan bekerja, namun terlalu bersenang-senang.

Aku terbangun melihat Fe setengah telanjang, berbicara dengan seseorang di telepon dalam bahasa yang tidak aku mengerti. Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Entahlah, aku merasa sangat ketakutan dan mencari pakaianku, ah mereka semua masih berserakan dilantai.

Fe menemukanku yang sudah mengenakan pakaian dalam.

"Pagi sayangku." Dia menyapaku dengan tatapan terkejut, menyembunyikan kekecewaannya. "Sepertinya seseorang sedang terburu-buru."

"Pagi." Kataku, hampir bernapas. Aku tidak tahu apa yang akan ku katakan, karena ketangkap basah mencoba meninggalkan apartemennya. "Aku menyesal. Aku benar-benar harus pergi sekarang."

Aku pikir dia akan menjadi gila dan mencegah ku untuk pergi. Namun sebaliknya, ia perlahan mendekati dan duduk di tepi tempat tidur. Dia tidak meyakinkan untuk tetap tinggal, seolah-olah itu akan menjadi sesuatu yang tidak membuahkan hasil.

Jauh di lubuk hati, aku ingin melihat dia memohon kepadaku. Namun, dia membuatku merasa bahwa bukanlah sesuatu yang layak dimohon. Masuk akal, lagipula, akulah yang mencoba pergi. Aku mengumpulkan barang-barang dan berlari ke pintu depan.

"Aku menyesal. Terima kasih telah menjamu. Aku akan menemuimu saat aku melihatmu lagi." Aku tidak mendengar apa-apa sebelum menutup pintu di belakangku.

Untuk pertama kalinya dalam cerita cintaku, aku merasa seperti orang jahat. Namun, sudah cukup dewasa untuk mengetahui, bahwa tidak ada yang bertahan dari cinta satu malam.

Seminggu telah berlalu di Pekanbaru. Aku masih sibuk belajar dari kampus dan percetakan tempatku bekerja. Meskipun di malam hari, selalu saja dihantui oleh mimpi buruk tentang hubungan masa lalu. Ternyata aku masih sakit parah. Tidak terlalu tahu bagaimana bisa begitu terlalu menderita. Aku dipaksa bermain-main dalam komunikasi teks dan panggilan video, juga sesekali lebih dari itu.

Aku masih membayangkan saat terbangun di malam hari dan berjalan ke balkon apartemen Fe, di mana aku bisa melihat pemandangan malam yang sempurna dari ramainya lampu-lampu kota. Pikiranku cepat melayang saat aku bermalam di sana. Aku melihat pemandangan yang tak serupa dari tempat tinggalku. Dan berasumsi bahwa bangunan ini tak jauh dari tempat kost ku.

Aku masih tidak bisa memainkan apa yang tersisa dari ingatan malam itu. Kami berciuman di meja dapur. Dia, menurunkan tubuhku ke jendela raksasa. Mengangkat ujung rok, melepas g-string yang minim, dan berada di dalam tubuh.

Setiap kali aku memainkan ingatan itu, tangan ini bergerak di bawah perut, mengingat cara dia bergerak di dalam diriku, menghidupkan kembali kesenangan itu sekali lagi. Namun itu tidak pernah sama. Ada rasa sesal seketika karena tidak bisa bertemu dengannya lagi, karena aku memilih untuk pergi.

Ini juga adalah akhir pekan terakhirnya di Pekanbaru, ia akan pergi untuk pemasaran digital ke negara tetangganya, yaitu Moskow, Rusia. Tapi katanya, itu hanya kurang dari satu bulan biasa, hanya dipenuhi oleh pakar industri, anggur, dan juga hors d'oeuvres. Sedangkan aku, hanya menyesal karena meninggalkan.

Fe mengenakan kemeja rapi dengan lengan digulung, serta celana panjang berwarna krem ​​dengan sepatu kets Adidas yang serasi. Dia mengenakan kacamata berbingkai tanduk dan senyum nakal. Jantungku berdegup kencang dan aku harap tidak ada orang lain yang menyadarinya kecuali aku sendiri.

Sebelum berangkat, ia akan mempresentasikan hasil kerjanya terlebih dahulu di Lombok. Matanya mengarah ke penonton sekali atau dua kali, saat dia menjawab pertanyaan dan menjelaskan teorinya. Aku berharap dia tidak melihatku. Tapi terlambat. Dia menemukanku lagi dalam kerumunan manusia.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status