Share

51. Bukan Hanya Aku

Sudah hampir petang saat kereta api yang kutumpangi tiba di Stasiun Senen. Dari sana kucari bus jurusan Lebak Bulus, kendaraan umum pertama sebelum dilanjutkan dengan menumpang kendaraan angkutan kota tujuan Ciputat.

Sampailah aku di tujuan. Perasaan nelangsa kembali menyergapku, ketika terbayang kenangan bersama Fajrin dan sekaligus barang-barang yang ditinggalkannya. Aku menggeleng resah, berjalan lunglai melewati teras depan rumah Elis, menuju rumah indekos yang kutempati bersama Fajrin selama ini.

Langkahku melambat saat kulihat di depan rumah Elis terparkir sebuah sedan mewah bercat hitam. Dan langkahku terhenti sesaat ketika seorang pria keluar dari rumah Elis, diikuti oleh Elis dan ibunya yang berjalan mengiringinya. Elis tampak tersenyum malu ketika bersalaman tanpa saling bersentuh tangan dengan laki-laki itu.

Siapa dia? Tubuhnya tinggi, putih, berperawakan sedang dan berambut cepak. Sekilas kulihat wajahnya tampan. Tak lama kemudian pemuda itu mencium

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status