Share

Bab R. Dibalik Nekatnya Papa

"Adik? Belum sekarang ya, masih beberapa bulan lagi," jawab Salma dengan tersenyum.

"Kalau yang dari Onty?" tanyanya lagi.

"Hehe, Asma doakan aja, semoga bisa cepet ada adik bayinya." Salma lebih mendekat dengan Asma dan memeluknya.

Ia terharu melihat Asma yang sudah cepat sekali sebesar itu. Perasaan, baru kemarin sore Salma melihat Asma masih bayi yang masih merah. Bicara tentang anak lagi, ketegaran mencoba terus untuk Salma ungkapkan.

"Siap, Onty. Kenapa Onty menangis?" tanya Asma dengan heran.

"Hmm, maaf. Onty cengeng, ya. Onty tuh nangis bahagia, Sayang. Seneng banget bisa lihat Asma sekarang sudah sebesar ini," ucap Salma.

"Yang bener?" tanya Asma.

"Ya bener dong, ngapain juga berbohong. Sekarang, Onty mau tanya nih. Asma di sekolah suka main apa suka belajar?" tanya Salma.

Asma berpikir ala-ala anak kecil. Dengan gaya centilnya dia menggerakkan jarinya ke wahai seperti mau berfoto. Salma tertawa melihat tingkah centil satu-satunya keponakan dia ini.

Kalau melihat Asma y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status