Share

Niat Balikan

Di luar kamar, ibu pantai tidak berani mengganggu. Terlihat Cia tengah nyaman berada di pelukan Cecil.

"Cia tidur kah?" bisik Devan pada Cecil.

Untuk memastikan Cia tertidur atau tidak, Cecil mengintip sekilas. "Belom, masih melek. Emang kenapa kalau dia tidur?" tanya Cecil penuh selidik.

Devan acuh dan menjawab sekenanya. Lelaki itu kembali menenggelamkan wajahnya di rambut Cecil. "Cil, kamu bawa Hp? Hpku ketinggalan di mobil."

Devan bangkit, duduk di sebelah Cecil, sambil menatap gadis itu yang masih setia memunggunginya.

Cecil menolehkan lehernya. Terlihat Devan yang tengah merapikan kemejanya yang agak kusut.

"Ada di depan. Buat apa?"

"Aku mau telfon Zaki. Ada urusan penting. Ambilin sebentar!" Perintah Devan membuat Cecil berdecak.

"Ckck! Gak bisa lihat orang lain tenang apa?" Mau tidak mau, Cecil terpaksa melepas pelukannya pada Cia. Ikut duduk di sebelah Devan, lalu merangkak menuruni ranjang. "Sebentar ya, Sayang. Kak Cecil ambil ponsel dulu."

Cia mengangguk. Setelah mendapa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status