Share

Jangan Marah Dulu

"Gak tahu Aa juga bingung, kalau Kak Alfa marah karena kita maen asal terima, gimana?"

"Itu dia yang Neng bingung."

"Kami paham mungkin Om dan Tantenya Mia ada sedikit kekhawatiran di hati karena Mia masih kecil, tapi untuk masalah ekonomi insya Allah Salman sudah cukup mampu untuk menafkahi keponakan Mas Hasan dan Mbak Asmi, selain itu kami juga bingung entah kenapa anak saya Salman sudah benar-benar mentok katanya, gak mau pindah atau ganti yang lain meski banyak wanita di luaran sana, jadi kami benar-benar berharap lamaran ini akan diterima." Pak Musa bicara lagi dengan wajah penuh harap.

Aku dan Asmi makin bingung.

"Om ngomong, ngapain pada mikir sih? Udah buruan terima aja," bisik Mia di telingaku.

"Diem kamu Mia, gak segampang itu urusannya."

Mia pun diam dengan bibir mencucu.

"Oh ya sampai lupa, ini ada hadiah sedikit untuk Mia, mohon kiranya diterima sebagai kenang-kenangan kami pernah berkunjung." Bu Fatimah menaruh jinjingan plastik yang kupikir itu adalah lapis.

Tapi iseng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status