Share

istri idaman 42

Selama Ares berada di pabrik, Anggun sama sekali tidak beranjak keluar dari kamar. Ia memilih sibuk menikmati aktifitas tak penting di dalam sana. Sesuai perintah Ares, Anggun memang tidak diijinkan untuk keluar rumah. Ya, Anggun menganggap tidak boleh keluar kamar termasuk di dalamnya. Selain karena memang tidak ada keperluan di luar kamar, Anggun juga enggan bertemu dengan Mareta.

“Bibi, apa sedari tadi Anggun tidak keluar dari kamar?” tanya Mareta pada Bibi Rani yang sedang menyiapkan makan malam.

“Sepertinya tidak, Nona.” Bibi Rani menjawab malas.

“Halo, sayang.” Seseorang tiba-tiba menyapa dan merangkulkan dua tangan di pinggang Mareta.

Mareta lantas menoleh. “Sayang, kau sudah pulang?” Ia langsung berbalik dan merangkul leher Rangga.

Di belakang mereka, Bibi Rani mencebik lirih sambil geleng-geleng kepala. Sepatutnya kemesraan tidak usah diumbar di depan orang lain.

“Yang lain belum pulang?” tanya Rangga.

Mareta menggeleng. “Kau mandi saja dulu. Setelah itu kita makan. Ayah dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status