Share

BAB : 94

Kaget dan ... sulit diungkapkan dengan kata-kata tentang bagaimana perasaannya kini. Padahal sebelumnya Tian juga pernah memeluknya, bahkan menciumnya, tapi kenapa sekarang saat dia melakukan hal seperti ini saja sudah membuatnya seakan mati rasa. Ya ampun ... badannya terasa kesemutan. Apa ini yang dinamakan sindrome malam pertama. Yakali ada gitu.

Kedua lengan kekar itu memeluk tubuhnya penuh. Perlahan bisa ia rasakan hembusan napas hangat yang menyeruak di lekukan lehernya. Astaga! Rasanya benar-benar menggelikan. Bukan itu saja ... bulu kuduknya seakan meremang.

Tian merasa benar-benar godaan terbesar ada di genggamannya saat ini. Bukan hanya penampakan saja, tapi aroma wangi dan menyegarkan dari tubuh Rhea seakan membuatnya menggila. Rasa capek yang tadinya mendera, seakan lenyap begitu saja.

“Berani, ya, menggodaku dengan cara seperti ini,” bisik Tian sambil mencium lekukan leher Rhea dengan lembut.

Rhea sedikit bergidik saat Tian berbisik di telinganya.

“Memintaku keluar untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status