Share

Bab 7: Dendam Yang Tersirat

“Boleh kita mampir ke super market sebentar?” tanya Larissa pada sang suami yang tengah mengemudi.

Larissa segan mengajak sang suami mampir ke super market, karena selama perjalanan Darish hanya diam dan tak berbicara dengannya. Sepertinya, Darish masih marah pada Larissa yang sudah membohonginya tentang Azka. Padahal Larissa hanya ingin Darish menemuinya di toko untuk makan siang bersama.

Tak menjawab permintaan Larissa, Darish hanya memasang raut wajah datar sambil melihat super market di depan sebelah kirinya. “Di super market itu?” tanya Darish.

“Iya,” jawab Larissa singkat semakin segan.

Darish menyalakan lampu samping kiri mobil dan berhenti di tepi jalan. “Ya udah, cepat turun. Abang tunggu di mobil dengan Azka.”

Azka sedang asyik nonton film kartun di Ipad yang duduk di kursi belakang, nampak ia tidak peduli dengan pembicaraan kedua orang tuanya itu.

Larissa menaikkan kedua alisnya dan terlihat kaget. Ia tersenyum saat mendengar Darish menyebutkan dirinya ‘Abang’ untuk pertama kalinya. Sebagai seorang istri, Larissa sangat senang mendengar Darish mulai membuka hati untuk menerimanya, walaupun ia masih bersikap dingin dan cuek.

“Oke, Abang.” Larissa tersenyum lebar seraya membuka pintu mobil dan bergegas turun.

'Kau jangan senang dulu, Larissa Zevana. Suatu saat, aku akan balas perbuatan yang telah kau lakukan padaku hari ini' lirih Darish dalam hati.

***

Di sisi lainnya, Jeremi menghentikan mobilnya di tepi jalan depan toko Honey Cake. Ia menghentikan mobil untuk mengangkat panggilan penting dari seseorang. Ia sedang berbicara dengan serius.

Sedangkan Ulfa, keluar dari toko menuju motornya yang terparkir di depan teras. Ia menaiki motornya untuk bergegas pulang. Ia menghidupkan start dan menjalankan motornya ke arah jalan raya. Tapi, ia terpaksa berhenti saat mobil Crush berwarna hitam menghalangi jalannya.

‘Tin! Tin! Tin!’ Ulfa membunyikan klakson.

Tapi, Jeremi tidak mendengar klakson yang dibunyikan Ulfa. "Kamu harus memeriksa lebih seksama. Mungkin pasien itu mengalami gagal ginjal. Setelah hasil scannya keluar, segera hubungi saya," kata Jeremi.

“Eh eh, ini orang. Sembarangan parkir di depan toko orang.” Ulfa menekan klaksonnya lagi dengan keras.

Suara klakson Ulfa akhrinya terdengar ke kuping Jeremi dan ia memalingkan wajahnya ke arah kanan. Ia menaikkan alisnya saat melihat Ulfa dari balik kaca mobil. Jeremi segera mematikan panggilannya.

‘Dia ‘kan, wanita yang jadi bridemadenya di pernikahan Darish." Jeremi memerhatikan raut wajah Ulfa yang sudah sangat kesal.

“Wah, kayaknya ini orang tuli deh. Woi!” teriak Ulfa sambil menekan klakson dengan keras.

Akhirnya, Jeremi tahu kalau mobilnya itu menghalangi Ulfa yang akan keluar. "Oh, maaf!" ucap Jeremi membalas klaksonnya dua kali dan segera memajukan mobilnya.

Ulfa menggelengkan kepalanya yang heran akan sikap orang yang ada di dalam mobil itu. Tak berkata apa-apa lagi, Ulfa langsung pergi tanpa menyapa. Menurutnya, ia tidak mau tahu dan tidak perlu membesarkan-besarkan masalah.

Jeremi beranjak turun dari mobil untuk menyapa, tapi Ulfa sudah bergegas pergi. “Eh, Ulfa!” panggil Jeremi mengejar beberapa langkah.

Namun, Ulfa tidak mendengar teriakan Jeremi karena sudah agak jauh, ia juga mengenakan helm.

Jeremi menghela napas sambil menatap Ulfa dari kejauhan. Ia merasa menyesal karena tidak bertemu dengan Ulfa. Padahal, Jeremi mengejar untuk minta maaf dan bertegur sapa. Terlihat jelas dari raut wajah Jeremi, kalau ia menyukai Ulfa.

***

Satu jam kemudian, Larissa, Darish dan Azka sampai di rumah. Darish memarkirkan mobil di depan teras dan mematikan mobilnya. Larissa bergegas turun dari mobil dan membuka pintu mobil untuk Azka. Ia menggandeng tangan Azka dan mendekat ke arah pintu mobil kemudi. Ia menatap Darish yang masih di dalam mobil sambil tersenyum manis.

“Abang, minta tolong ambilkan barang belanjaannya di bagasi, ya," pinta Larissa dengan suara lembut. Ia menatap Darish semakin dalam. "Abang ambil semuanya, oke?"

Darish sedikit terkejut saat Larissa meminta bantuannya dengan nada lembut yang terdengar sedang menggodanya.

Setelah menyuruh sang suami mengambil barang belanjaan, Larissa dan Azka segera masuk ke dalam rumah.

"Ada apa dengan dia?" Darish turun dari mobil dan beranjak menuju ke bagasi.

Ia membuka bagasi dan melihat cukup banyak barang belanjaan yang dibeli oleh Larissa. Ada lima Plastik besar yang penuh barang belanjaan rumah tangga yang membuat Darish menghela napas berat.

"Oh, jadi ini maksudnya ia tersenyum baik kepadaku? Memang istri ... istri ... entahlah." Darish terlihat kesal.

Larissa sedang membuka kaos kaki Azka yang duduk di atas sofa. “Sekarang Azka mandi dan istirahat. Nanti nanti malam Bunda ada kejutan untuk Azka dan Papa," kata Larissa.

“Kejutan apa?” tanya Azka sangat menyukai kejutan.

Larissa menaruh telunjuk di atas bibirnya. “Shiiit. Kejutan itu ‘kan rahasia. Jadi, Bunda nggak boleh bilang dulu. Jangan sampai papa tahu, oke?" Larissa menyuruh Azka untuk tidak memberitahukannya pada Papanya.

“Yah.” Azka memajukan bibir bawahnya dengan manja dan menunjukkan raut wajah kecewa.

Larissa tersenyum saat melihat Azka sangat penasaran akan kejutan yang diberikan Bundanya nanti malam. Sepertinya Larissa akan merencanakan sesuatu lagi yang spesial untuk mereka.

***

Di sebuah restoran mahal dan pertemuan arisan para ahli medis, khusus wanita. Megan sebagai perawat ikut hadir dalam pertemuan itu. Ia berdandan cantik mengenakan dress hitam panjang dan jilbab segi empat berwarna coklat susu. Temannya yang lainnya juga mengenakan dress-dress simpel yang elegan. Mereka berbincang sambil menikmati makan malam berupa daging(Stik) serta minuman dingin.

“Eh, Megan. Kamu tahu ‘kan kalau dokter Darish sudah menikah lagi?” tanya wanita di samping kiri.

“Hah?” Megan sontak kaget dan menatap kawannya itu bingung karena ia tak tahu apa pun soal pernikahan Dokter Darish.

“Kamu nggak tahu Dokter Darish sudah menikah lagi?” tanya kawannya lagi menekan suaranya.

"Tidak," jawab Megan singkat.

Kata Dokter Jeremi, “Pernikahan Dokter Darish hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat terdekat. Kamu jangan marah ya, Megan. Mungkin Dokter Darish punya alasan sendiri tidak mengundang kamu. Oh ya, kamu mau lihat foto pernikahan mereka? Siapa tahu kamu kenal istri keduanya itu."

Wanita itu mengeluarkan ponselnya di dalam tas. Lalu, ia membuka sosial media, i*******m. Dan, ia menulis akun @photograferIjal, fotografer pernikahan Darish dan Larissa.

Megan berusaha tenang dan menahan perasaan kesal, sebelum melihat foto pernikahan itu agar ia tetap terlihat anggun dan kuat di depan kawan-kawannya. Ia tidak ingin terlihat begitu terobsesi dengan Dokter Darish, walaupun ia tahu bahwa kawan-kawannya sengaja mengusik dirinya agar terbakar api cemburu.

"Ini fotonya mereka." Wanita itu menunjukkan foto pernikahan Darish dan Larissa pada Megan.

Kecupan kening dari Darish untuk sang istri di foto pernikahan itu, menunjukkan rasa kasih sayang yang begitu di antara mereka berdua. Megan memerhatikannya seperti itu. Ia juga menatap wajah cantik Larissa yang membuatnya iri karena bisa mendapatkan laki-laki yang begitu disukainya.

Selama ini, Megan berharap dan mengimpi-impikan sosok dirinya yang berada di atas altar pernikahan itu bersama Dokter Darish. Tapi, ternyata tidak. Ia tak pernah menyangka kalau Dokter Darish akan menikah dengan orang lain. Wanita yang belum pernah ia lihat selama ia mengenal Dokter Darish.

'Siapa wanita ini'

BERSAMBUNG🍁

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status