Share

Menjual Rumah Penuh Kenangan

Erland yang semula begitu gembira, sekali pun gagal menggauli istri. Tapi, ketika Aruna sibuk memasak di dapur. Erland duduk di atas sofa dengan raut wajah tertekuk, dia marah apalagi mata melirik ke arah Daffa yang membisu.

Sembari memasak, Aruna membuatkan minuman untuk Daffa. Kemudian berjalan ke ruang tamu. Mata Erland menatapnya saat melintas, tangan sudah siap meraih secangkir kopi.

"Aruna," Erland protes.

Sebab, kopi itu mendarat di hadapan Daffa. Sementara tangan Erland hanya meraih angin yang bahkan tak ingin digenggam.

"Oh, kamu mau kopi juga? Sebentar aku buatkan."

Aruna sedikit tidak peka. Padahal suaminya tak pernah minta dibuatkan kopi padanya. Satu hal yang membuat Aruna tak mengerti. Baik Erland mau pun Daffa, tak ada yang membuka percakapan sama sekali.

Bahkan, saat Aruna selesai membuat kopi dan mengantarkannya pada Erland. Mereka tetap tak saling bicara.

Aruna sampai berdiri dengan tangan memeluk nampan di perutnya. Mata memandang ke arah Daffa yang sibuk memegang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status