Share

Kenyataan Pahit

“Jadi, kamu melihat sendiri saat Baron membunuh ayah kamu?” Maya bertanya kembali meski Zara telah menceritakan semua kronologisnya.

Zara menganggukan kepala. “Sayang ya, Bunda enggak sadar ... kalau sadar, Bunda juga mau nembak kepala si Baron itu karena udah ngambil ayah dari Bunda.”

Maya menahan tangisnya saat berucap demikian, sorot matanya kosong menatap ke depan.

Zara tersenyum simpul menanggapi ucapan Maya yang ia anggap sebagai kelakar.

Tangan Zara mengangsurkan potongan buah pir terakhir ke depan mulut sang bunda dan beliau membuka mulutnya menerima buah pir tersebut.

Maya bangun tepat setelah Arkana pergi ke kantor.

Sekarang Maya telah mandi dan baru selesai sarapan, tubuhnya terasa sedikit bugar.

“Tapi, Kak Arkana mengatur semuanya agar meninggalnya ayah karena kecelakaan ... jadi kita bertiga mengalami kecelakaan dan ayah menjadi korban yang tidak selamat.”

“Kenapa begitu? Mereka enggak akan tau kalau semua ini karena Jordi.” Maya tampak tidak terima.

“Karena mereka akan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status