Share

6. Aku Tidak Mau Menikah Denganmu!

"Tuan, ada apa?" Teriakan Karl lantas mengagetkan tangan kanannya yang baru saja sampai dì depan pintu kamar saat ini. Bergegas lelaki muda itu masuk ke dalam. Melihat Karl meremas kuat secarik kertas.

Karl mengalihkan pandangan. Dengan mata melotot tajam menatap Leon lalu berkata," Cari Katherine sekarang!"

Kerutan di dahi Leon tampak samar. Ingin bertanya namun melihat reaksi Karl, dia urungkan. Dia pun melaksanakan perintah sang tuan.

"Argh! Di mana kau!" Sekali lagi Karl memekik hingga membuat wajahnya semakin memerah. Gigi-giginya bergemelatuk menahan amarah yang berkobar-kobar di dalam dada.

Pernikahan akan diadakan sebentar lagi. Namun, calon pengantin wanita pergi entah ke mana. Di dalam kertas hanya tertera permintaan maaf, yang mengatakan tidak bisa melanjutkan pernikahan. Hanya itu saja, Katherine tidak membeberkan alasannya.

"Katherine, kau harus menjadi milikku! Jangan main-main denganku!" cicit Karl lagi kali ini dengan senyum miring di bibir.

Baru semenit berlalu, Karl sudah tidak mampu menahan sabar. Dia pun melenggang keluar kamar hendak menemui keluarga Katherine.

"Di mana Katherine?!" Tendangan kecil di pintu kamar Zara, membuat seisi kamar terperanjat kaget. Karl melangkah cepat, kemudian melayangkan tatapan menyelidik pada mereka.

Dahi William, Zara dan Lea sontak mengerut, tampak keheranan, setelahnya mereka saling lempar pandangan sesaat.

"Ada apa Karl?" William bertanya masih dengan kerutan tipis di kening.

"Apa dia bersembunyi di sini?" Kedua mata hitam Karl tak berkedip, malah semakin melebar keluar. "Kalian pasti menyembunyikannya?!" sambung Karl kembali.

Membuat raut wajah kebingungan semakin terlukis jelas di wajah William, Zara dan Lea.

Sementara itu di lain sisi. Tepatnya di istana, paling belakang, bagian aula pribadi. Di dalamnya, terlihat beberapa orang duduk berjejer sambil memandang ke depan. Sejak tadi tengah menunggu sang mempelai wanita masuk ke ruangan.

Di depan ruangan, Frederick sedang berdiri bersama pastor. Lelaki itu bergeming dan sesekali melirik ke depan pintu berganda berlapis emas tersebut.

"Kemana dia? Apa dia ingin mempermalukanku?" desis Frederick pelan.

Tanpa sengaja pandangan Frederick dan kedua orang tuanya bertemu. Raja dan ratu duduk di barisan paling depan, tanpa menampilkan ekspresi sama sekali. Tatapannya sangat datar dan sedikit dingin.

Suara bisik-bisik para undangan pun mulai tertangkap indera pendengaran Frederick. Lelaki berahang tegas itu membungkukkan badan sedikit, meminta maaf atas keterlambatan sang mempelai.

Nyatanya sosok yang ditunggu-tunggu tengah kesulitan mengangkat gaun pengantin saat ini. Katherine berlari di lorong yang terhubung dengan aula istana. Dengan napas tersengal-sengal ia menyeret gaun berwarna putih menuju aula.

Hari ini rencana liar Katherine akan terkabul. Meski kemarin ada sedikit hambatan. Namun, Katherine mampu membalikkan keadaan dan kini, sebentar lagi, beberapa menit lagi, ia memiliki kekuasaan untuk membalaskan rasa sakitnya. Sejak semalam otaknya sudah ditaburi ide-ide brilian untuk mulai melakukan aksi balas dendamnya tersebut.

"Apa Frederick sengaja? Ck, gaun ini terlalu seksi dan berat! Awas saja dia!" umpat Katherine kesal setengah mati. Sebab gaun yang dikenakannya, mengembang di bagian bawah alhasil membuat tubuh Katherine tenggelam.

Sekarang suasana di istana nampak sepi. Hanya terlihat beberapa penjaga istana lalu-lalang di sekitar. Kemarin, atas permintaan Katherine pernikahan digelar tertutup.

"Ayolah Katherine, jangan sampai rencanamu gagal!" Kaki-kaki mungilnya bergerak cepat menyusuri lorong-lorong istana.

Tak sampai lima menit, senyum Katherine langsung merekah saat melihat pintu utama aula sudah terlihat.

Katherine pun mempercepat langkah kaki. "Akhirnya, argh!"

Namun, Katherine tersentak ketika dari belakang seseorang menyergap tangan kanannya dan membalik badannya dengan sangat cepat.

"Karl ...." Kedua netra Katherine membola. Melihat Karl tepat di depan matanya sekarang.

"Apa yang kau lakukan di sini?!" Amarah dan kekecewaan mendalam tergambar amat jelas dari bola mata Karl. Kedua tangan kekarnya memegang kuat pundak Katherine hingga ringisan pelan pun terdengar di sekitar.

"Sht ..., lepaskan aku, Karl. Aku harus pergi ke aula sekarang!" Dengan sekuat tenaga Katherine berusaha melepaskan diri.

"Tidak, aku tidak akan melepaskanmu! Kita kembali ke kapal sekarang!" Mata Karl bertambah lebar. Dia ambil kasar tangan mungil Katherine lalu menyeretnya ke lorong lain dengan sangat cepat dan kasar.

Katherine diserang kepanikan mendadak.

"Aku tidak mau menikah denganmu!" serunya.

Langkah kaki Karl seketika terhenti. Ia condongkan tubuhnya lalu menatap lekat-lekat wajah calon istrinya itu.

"Apa kau bilang? Kau tidak mau menikah denganku! Apa salahku Katherine?!" tanyanya penuh penekanan dan amarah yang meluap-luap.

Ocean Na Vinli

Selamat datang di novel terbaru saya teman-teman. Jangan lupa berikan GEM ya, biar saya semakin rajin updatenya. Bagi yang mau tahu informasi jadwal update ceritanya, silakan follow ig saya @oce_annana terima kasih teman² 😊

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status