Share

Bagian 121

“Jangan berkata seperti itu, Gam. Ini adalah ujian dari Allah untuk meningkatkan keimanan kita. Jangan pernah menyesali apa pun. Dalam agama kita, tidak ada karma.”

“Terserah Bapak mau berpikir apa tentang semua ini. Yang pasti, aku tidak akan melakukan hal bodoh itu lagi. Kalau Bapak memaksa, silakan Bapak ambil tindakan sendiri. Tapi, kupastikan, aku akan pergi dari sini selamanya dan tidak akan lagi menghubungi Bapak. Satu lagi, Bapak harus siap-siap berurusan dengan Pak Irsya,” ancamku, serius.

“Terus siapa lagi yang bisa menolong Aira, Gam?”

“Bapak saja kalau begitu,” jawabku ketus. Setelahnya, aku kembali melanjutkan kegiatan menjahitku.

Tak berselang lama, muncul Mbak Eka dari kamar. Dia duduk di bawah kursiku dengan wajah cemas.

“Gam, coba telepon masmu. Beberapa hari ini, tidak.bisa dihubungi. Mbak udah coba hubungi temannya, katanya, dia tidak kembali ke tempat kerja. Mbak khawatir dia

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Zabdan N Iren
benar benar y keluarga nyasi agama greget bangeeet rasa Tak remes remes bikin rendang
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
Agam akhirnya sadar ya
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Jujur itu keluarga agam goblok apa bego sih, kalaupun gak berpendidikan minimal punya hati nurani kan? kok aku tambah emosi liatnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status