Share

Bagian 120

“Rani, aku mau meminta uang yang dulu kupinjam ke BRI untuk kamu buka usaha. Sekarang, aku sedang butuh modal buat beli mesin jahit.” Tepat satu minggu setelah aku belajar dan mulai bisa menjahit, kuutarakan keinginanku pada istri Iyan.

“Lho? Kan, aku yang sekarang membayar setorannya, Mas.” Rani menjawab sambil mengupas bawang.

“Kan, baru kemarin kamu nyicil. Dulu, aku pinjamkan sepuluh juta, dan sudah kusetori jumlahnya empat jutanan lebih. Aku minta empat juta saja.”

“Itu, Mas Agam tanya sama Mas Iyan aja. Aku tidak tahu urusan hal itu,” jawabnya, tanpa mau menatap wajahku.

“Kan, kamu baru dapat warisan. Bisa, lah, diambil segitu buat aku. Gak apa-apa, kan?” tanyaku jengkel.

“Kenapa Mas Agam ungkit-ungkit terus warisan aku, sih? Itu hak aku, Mas. Mas Agam gak ada urusannya sama hal itu.” Rani seakan terusik dengan permintaanku.

“Aku tahu, itu milik kamu. Tapi, a

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Suryani Zharif
mungkin gak motong kali cuma jahit doang.yg susah itu motong bahan jahit belajar seminggu dah bisa deh
goodnovel comment avatar
Suryani Zharif
kapok lho ditegur manusia gak mau baru deh dapet teguran dari yg punya hidup baru tau rasa lho
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Bapaknya agam gak ada otak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status