Share

Bab 113.

"Aku ...," lirih Luois.

Luois terbangun di ruangan serba putih, dengan lampu terang. Dia mengamati sekeliling dan mendapati sang putra tengah tertidur di ranjang tak jauh darinya, dengan Navier yang sedang menyuapi.

Luois mengira jika Navier mungkin tidak mendengar lirihannya, atau tidak tahu jika dia sudah sadar.

"Aku sudah kenyang. Jangan lagi!"

Bisa Luois dengar jika Edgar tengah merengek pada Navier. Ah, putranya itu sudah tua tapi masih saja bertingkah seperti anak kecil. Namun, Luois tahu jika Edgar hanya seperti itu pada Navier seorang saja, tidak pada yang lain.

"Ayolah, Sayang. Sedikit lagi. Makanannya masih banyak, itu berarti kau hanya makan sedikit," bujuk Navier.

Edgar menolak. Entah mengapa hal itu justru membuat mata Luois memanas. Edgar memang saki, tetapi Navier ada di sisinya dan merawat dengan sepepnuh hati. Berbeda dengannya yang bahkan tidak tahu bagaimana keadaan istrinya.

Istri yang selama i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status