Share

Ancamannya Terus Pergi

"Sayang, kau tidak ingin menemui Mama dan Papa? Mereka mencemaskanmu, Frisca," ujar Daniel menatap sang istri.

Frisca nampak terdiam menundukkan kepalanya dan menggeleng.

"Nggak. Nanti Mama sama Papa pasti marah," jawabnya cemberut.

Laki-laki itu tersenyum tipis. "Mana ada, kalau mereka marah tentu saja aku akan membelamu, Sayang."

Gadis itu tersenyum tipis dan ia tetap menggeleng-gelengkan kepalanya menolak.

"Nggak usah, lebih baik Frisca tidur saja sekarang."

Frisca mengambil bantal bulu miliknya dan ia dengan asyik berbaring di atas ranjang seraya menatap langit-langit kamar.

Ekor matanya bergerak melirik sang suami yang duduk di sofa, hal itu membuatnya bertanya-tanya apakah laki-laki ini tidak sibuk?

"Kak Daniel hari ini libur, ya?" tanya Frisca.

Daniel mengerutkan keningnya dan mengangguk ragu. "Heem, kenapa?"

"Tumben, biasanya sangat sibuk."

"Aku kerja terus, istriku marah-marah dan ngambek, jadinya aku milih libur saja," jawab Daniel melirik sang istri.

Frisca tersen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status