Share

Keinginan Ilana

Helga menenggak kopi dinginnya. Sambil menatap Devin, pikirannya lagi-lagi terlempar pada sosok Ivander. Ya, ia sangat belum siap kalau harus membuat anak tirinya itu bersedih.

Devin tak bisa menyembunyikan senyum ketika mengamati Helga yang terdiam setelah mendengar jawaban darinya. Pemuda itu yakin, Helga pasti akan setuju dengan sarannya. Sudah beberapa menit mereka tenggelam dalam keheningan, dan Devin tidak bosan menatap Helga dengan senyum lebarnya.

Mulut Devin kembali terbuka, dan mulai bersuara lagi. Dengan volume rendah, ia bertanya, “Kenapa melamun? Kurang setuju dengan saranku?”

Helga tak langsung menjawab. Ia makin meremas cup berisi kopi dingin yang masih sisa setengah. Dengan ragu, kepalanya mengangguk. “Aku memikirkan Ivander,” katanya sangat amat lirih.

“Ivander?”

“Ya, anak Hadyan dengan Ilana. Aku takut kalau kepergianku membuatnya sedih, dan yang paling aku takutkan ... membuatnya tumbuh sebagai anak yang kurang kasih sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status