Share

Bab 03

“Jika ternyata Aku juga tidak bisa hamil, apa Kakak akan kembali memaksa Bang Burhan menikah untuk ketiga kalinya.” senyum Bella mengembang kala melihat Nana kebingungan menjawab pertanyaannya.

“Entahlah, semoga saja kau cepat hamil.” Nana berdiri dari tempat duduknya.

Meraih minuman dan camilan yang telah disiapkan.

Nana menggelengkan kepalanya mengingat pertanyaan bella. Terbayang olehnya Burhan memiliki banyak istri.

“Apa yang Aku pikirkan, satu ini saja susah payah aku wujudkan,” batin Nana.

Bella terbahak melihatnya sikap Nana yang ngedumel sendiri.

“Lupakan ucapanku barusan, Kak.” Bella menghampiri Nana.

Nana sedikit terlonjak saat Bella menepuk pundaknya. Lamunan yang terlalu dalam membuat Nana lupa saat ini berada dimana.

“Ayo kita kedepan acara akan dimulai,” ajak Nana.

“Kakak jangan terlalu jauh dariku. Aku takut kak,” rengek Bella. Dia merasa jika Nana akan meninggalkannya.

“Aku akan duduk dibelakang pria yang sebentar lagi akan menjadi suami kita.” Mendengar itu Bella sedikit tenang, minimal dia masih bisa mengawasi Nana.

Bella begitu menyayangi Nana baginya Nana adalah peri pelindungnya. Setelah kedua orang tuanya berpulang menghadap sang khalik setahun yang lalu.

Orang tuanya meninggal akibat ditabrak orang yang tidak bertanggung jawab.

Bella tidak dendam pada si pelaku hanya dia ingin tahu saja siapa orang yang telah membuatnya menjadi yatim piatu dalam waktu bersamaan.

Nana dan Burhan yang kebetulan dikenalnya bersedia menampungnya saat semua sanak saudara kompak mengacuhkannya.

Waktu itu Nana dan Burhan menemukannya tengah duduk menekan perutnya. Dia kelaparan uang ongkos untuk kembali ke pesantren telah dia berikan pada anak pemulung yang kelapangan sehari sebelumnya.

Bella sangat peduli pada kesusahan dan penderitaan orang lain sampai lupa jika dia juga butuh bantuan.

Dia selalu yakin bahwa Allah akan selalu memberi pertolongan dan tidak akan membiarkan dia kesusahan seorang diri.

Dengan terpaksa dia memilih ikut bersama Nana dan Burhan. Demi untuk sebungkus nasi kucing mengisi lambungnya sudah sangat perih. Hingga Nana menawarkannya untuk tinggal bersama mereka.

Nana butuh partner dalam mengelola panti asuhan miliknya yang belakang jumlah anak-anak panti meningkat setiap bulannya.

Hingga setahun berlalu, tiba-tiba Nana menginginkan dirinya menjadi adik madu, ibu untuk anak-anak suaminya.

Ambisi Nana yang menginginkan anak dari benih Burhan mengharuskan Bella menerima permintaan Nana sebagai tanda balas Budi.

Bella tidak bisa mengecewakan Nana setelah apa yang telah diperoleh dari Nana.

Nana memberikan kasih sayang seperti seorang kakak pada adiknya. Nana juga membebaskan dia menggunakan semua fasilitas yang dimiliki Nana.

Bella yang merupakan anak tunggal begitu bahagia atas sikap Nana padanya. Bagai menemukan oase ditengah padang pasir.

Bella sama sekali tidak menyukai Burhan. Selama tinggal bersama mereka, Bella selalu menghindari untuk bertemu Burhan. Kecuali Nana yang mengharuskan mereka berkumpul bertiga.

“Kau dimana Kak, mengapa kau tinggalkan aku sendiri. Bukannya kau sudah berjanji padaku untuk tetap bersamaku. Kembalilah kak, aku tidak ingin pernikahan ini. Tapi demi kau aku rela. Demi kebahagiaanmu, aku kuburkan harapan untuk hidup bersama pria yang selalu kusebut dalam doa," lirih Bella tengah terisak dalam toilet.

Dia sudah meminta izin pada Burhan untuk buang air kecil, namun dia belum mengatakan jika Nana menghilang.

Dia masih berharap bisa menemukan sendiri keberadaan Nana.

Bella tidak memperdulikan penampilannya mirip hantu perempuan yang diperankan Suzana. Wajahnya memang ditutupi cadar namun, masih terlihat maskara dan eyeliner yang luntur memberi kesan seram pada manik matanya.

Bella keluar dari toilet menuju Burhan yang sibuk menyalami tamu undangan yang memberi selamat atas pernikahan keduanya.

“Hei, kau ini kenapa mirip miss kunti,” ucap Burhan saat Bella telah duduk mematung di sampingnya.

“Kau punya telinga ‘kan? Aku bertanya padamu. Tampilanmu sangat memalukan. Oh, Tuhan mengapa Nana memberi kan aku istri sepertimu,” lanjut Burhan kesal, pertanyaan diabaikan oleh Bella.

Bukannya menjawab justru Bella semakin menangis. Dia sudah tidak dapat membendung sesak di dada.

Bella begitu ketakutan kehilangan Nana. Terdengar bisik-bisik dari tamu undangan.

“Kasian pelakor, paling habis dihajar istri pertama.”

“Tau, udah tau suami orang masih saja mau.”

“Dasar gak tahu malu.”

“Tampilan alim, tapi akhlak nol.”

“Asal banyak uang, suami orang pun di sikat.”

“Hu hu ...”

“Yang lakinya juga punya istri cantik masih ngembat yang model gituan.

“.....”

“.....”

“.....”

Telinga Burhan memanas mendengar hujatan mereka.

Burhan meraih microphon “Kalian tidak berhak menghakimi kami. Kalian semua tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Bijaklah berkomentar agar tidak melukai siapapun.”

Lalu menarik tangan bella, menyeretnya hingga di parkiran. Membuka pintu mobil, dan melemparkan tubuh Bella kebangku belakang.

“Hallo, Kau urus semua. Aku harus pulang. Ada urusan mendadak.” Burhan menelpon asistennya untuk mengurus kekacauan yang ditimbulkannya oleh tingkah Bella.

“Astaga, Nana dimana?”

“Bukan sudah abang ingatkan berkali-kali, pernikahan ini pada akhirnya akan menyakitimu. Kenapa kau sangat keras kepala dan tidak mau mendengar ucapan suamimu ini.” Burhan bermonolog menyesali sikap keras kepala dan egois Nana dan pada akhirnya menyusahkan semua orang

Burhan memutar balik mobil yang sudah separuh jalan meninggalkan tempat itu. Dengan kecepatan penuh melajukan kendaraan keluaran terbaru yang seharga dua koma lima milyar itu.

Yang dibelinya sebagai kado pernikahan mereka yang ke tujuh tahun. Dan juga membuatnya mengalami kejadian waktu itu.

Burhan harus segera bertemu Nana membawanya pulang bersama.

Bella yang tidak berhenti menangis hanya memperhatikan apa yang dilakukan Burhan.

Bella ingin sekali mengatakan pada Burhan apa yang terjadi, tetapi dia sama sekali tidak mampu untuk sekedar mengangkat bibir lidahnya terasa kelu.

“Kak Nana, tolong aku. Selamatkan aku dari lelaki ini. Dia sepertinya sangat membenciku. Kak, kenapa kakak jahat meninggalkan aku, kakak usah berjanji untuk terus bersamaku. Kak pulang lah, aku sangat membutuhkanmu saat ini.” Bella membatin dengan mata yang terpejam.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status