Share

Bab 15

"Terima kasih banyak, mas. Luna pasti senang mendengarnya."

Ucapan Keenan barusan membuatku seketika melongo, apa tadi katanya, Luna?

Spontan aku teringat akan Mak lampir itu. Seseorang yang menyebabkanku bisa nyasar ke tempat ini.

"Luna? Apa dia temanmu?" Tanyaku penasaran.

Entah mengapa rasanya tidak nyaman jika mendengar nama gadis menyebalkan itu disebut oleh pria lain.

Tapi mengapa aku tiba-tiba kesal begini bukankah gadis yang bernama Luna itu banyak? Lagipula, rasanya tak mungkin Keenan tidak mengenal sosok Mak lampir itu, karena Tante Wina, Ibunya sempat berfoto bersama Luna selepas acara akad nikah kami.

Ah, mungkin ini karena aku terlalu banyak berpikir. Apalagi jika mengingat perbuatan Luna semalam. Sungguh rasanya ingin menghukum gadis itu.

"Tentu saja, ia gadis yang kuincar," ucap Keenan dengan mata berbinar. Tampak jelas sekali jika pria muda ini sedang jatuh cinta.

Sinar matahari yang mulai terasa menyengat di wajah, membuatku sadar jika tak seharusn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status