Share

57. Erangan Tertahan

"Astaga, ini terjadi lagi."

Edmund menaikkan alis mendengar gumaman itu. Namun, usai menutup pintu dan berbalik, ia langsung mengerti.

"Apakah ...,” Edmund ragu sejenak, “kau mau berbagi kasur denganku? Kali ini, aku janji aku akan mengendalikan pikiranku dengan baik. Aku bisa tidur membelakangimu."

Alice melirik tanpa menoleh. Kedipan matanya menyiratkan kegugupan. Ia tidak yakin keputusan dalam kepalanya tepat atau tidak. "Oke. Kau mau di sisi kiri atau kanan?"

"Kanan."

"Kalau begitu, aku di sisi dinding."

"Kau mau lampu dimatikan atau dibiarkan menyala?"

Alice kembali melirik. "Kurasa, lebih baik kita biarkan menyala."

Edmund mengangguk sepakat. Tanpa berlama-lama lagi, mereka naik ke ranjang, berbaring miring dengan punggung saling menghadap.

Lima menit pertama, tidak ada seorang pun yang bergerak. Edmund dan Alice sama-sama sibuk mengendalikan pikiran.

Lima menit berikutnya, kegelisahan mulai meradang. Mereka beberapa kali bergerak, entah untuk mengatur posisi kepala ata
Pixie

Ada yang senyum-senyum sendiri? Hohoho .... Semoga kalian suka bab ini, ya. Btw, siapa itu yang jemput? Tebak yuuk!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status