Share

Tinggalkan Mansion Ini Sekarang Juga!

‘Kau memang berengsek, Aretha!’ Anais mengumpat dalam benaknya.

Hatinya yang remuk berkeping-keping karena ulah Denver, agaknya tak ada waktu untuk sembuh sebab tingkah adiknya.

Meski perih, Anais memaksa dirinya untuk mendekat. Dia tak ingin lagi kehilangan bukti bahwa Aretha itu jalang dengan banyak wajah.

“Sial, mengapa kau sampai berani berbuat sejauh ini? Bagaimana kalau kau ketahuan?” tutur suara perempuan tadi terdengar lagi.

Rupanya dua orang pelayan tengah mengobrol di sudut ruang tengah seraya mengelap meja. Tanpa sepengetahun mereka, Anais pun menyelinap di balik dinding dengan fitur perekam menyala di layar ponselnya.

“Hei, bagaimana mungkin aku melawan Nona Aretha? Aku bisa langsung dipecat olehnya.” Pelayan dengan tahi lalat di atas bibirnya itu mengeluh.

Ya, Anais sudah tak terkejut. Dia memang orang yang diam-diam masuk kamarnya dengan dalih bersih-bersih.

“Saat itu aku hampir dipergoki Nona Anais setelah merusak jahitan gaunnya, tapi aku masih selamat. Beruntungnya No
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status