Share

Bab 94 - Takdir Tak Melulu Toleran

“Na, aku mohon jangan katakan apa pun pada Ibu tentang aku.”

Jihan menggenggam erat tangan Kirana. Wajahnya memelas penuh permohonan. Sirat kecemasan pada bola matanya pun terpatri sangat jelas.

“Aku takut Ibu marah besar jika tau semuanya. Aku mohon, kalian merahasiakan ini dulu dari Ibu. Ya, Na ... Dzaka. Pliss.” Jihan menangkupkan kedua tangan di depan dada. Matanya yang sangat cenderung kecemasan itu menatap Kirana dan Dzaka bergantian.

Sementara itu, Kirana hanya bergeming. Dia seakan enggan untuk melihat sang kakak yang saat ini duduk di sebelahnya.

Dzaka pun demikian tak terlalu mencampuri obrolan mereka yang tampaknya terdapat kecenderungan emosi. Pria itu hanya diam tak merespons meski sebenarnya seseorang sangat butuh kerja samanya. Walaupun demikian, dari spion tengah mobil, Dzaka sesekali melihat sang istri yang jelas sekali dari wajahnya raut kekecewaan itu.

“Na. Aku terpaksa melakukan ini. Aku dijebak,” ucap Jihan dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status