Share

48. Perhatian Yang Terbagi

Naura terbangun ketika mendengar suara blender yang begitu nyaring. Perlahan Ia beranjak dari ranjang untuk memastikan jika ia tak salah dengar.

Hari masih gelap tapi lampu dapur sudah menyala membuat Naura mulai merasa takut. Perlahan ia berjalan ke dapur dan—

"Astaga ... kenapa Om enggak bersuara!" kesal Naura saat Arkan muncul dari bawah meja.

"Ada apa denganmu, tumben sekali jam segini sudah bangun," cibir Arkan.

Mata Naura melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul lima pagi. "Kenapa Om masak pagi-pagi?" tanya Naura. Penasaran ia pun melihat masakan yang sedang Arkan olah. "Bubur, apa Om sakit?"

Tangan Naura menyerobot dahi Arkan menyamakan dengan suhu dahinya.

Dengan kasar Arkan menepis tangan Naura. "Aku baik-baik saja. Ini bubur untuk Liona."

"Liona?" ulang Naura memastikan ia tak salah dengar.

"Iya, enggak perlu aku ulang lagi kan namanya!" Arkan mengambil kotak makan untuk menyimpan salad di sana.

"Sepertinya enak."

Plak!

Arkan memukul tangan Naura dengan kencang s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status