Share

Kemenangan yang Tertunda

“Mati aku!” ucap Ranum dalam hati.

“Kenapa?” Windraya memicingkan mata, menatap Ranum penuh selidik. “Apa ada masalah?” tanyanya. Nada bicara pria itu pun terdengar lain.

Ranum menggeleng, meyakinkan bahwa tak ada apa pun yang disembunyikan. “Saya … saya tidak enak badan, Pak. Sejak tadi, kepala terasa pusing dan agak mual. Mungkin pengaruh dari multivitamin yang dokter berikan atau ---”

“Aku rasa bukan,” bantah Windraya. “Itu hanya vitamin. Lagi pula, kamu membutuhkannya sekarang, selagi menjalani masa kehamilan.”

Ranum mengangguk pelan. Dia berusaha terlihat biasa di hadapan Windraya. Namun, Ranum bukan seseorang yang ahli dalam bersandiwara. Terlebih berbohong.

“Jadi? Bagaimana?” Windraya tak melepaskan tatapan dari sang istri. “Jangan membuang waktuku, Ranum.”

“Pak, saya ….” Ranum tak tahu harus berkata apa. Dia belum menyiapkan penjelasan, yang akan diberikan pada Windraya. “Apakah Pak Wawan mengatakan sesuatu?” tan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status