Share

Bab 2. Nyaris Tertambat

“Bukankah ini Hotel? Kenapa kita kemari?” tanya Venus dengan polosnya.

“Kita akan tinggal di sini sementara waktu.” Dion turun lalu membuka pintu untuk Venus. Ia melarang doorman untuk membuka pintu bagi Venus karena semakin sedikit interaksi orang luar dengan Venus, semakin baik.

“Biar aku bantu… Kita akan menginap di sini sementara waktu. Aku ingin kamu mendapatkan suasana tenang agar bisa pulih lebih cepat,” jawab Dion memapah Venus yang mengangguk percaya.

Venus pun dibawa ke dalam oleh Dion melintasi lobi. Dion sudah merencanakan dengan baik termasuk menyewa kamar hotel untuk menyembunyikan Venus. Dengan sikap yang perhatian, Dion terus merangkul Venus dan membawanya ke salah satu kamar. Venus menurut dan masuk ke kamar tersebut.

Lalu tiba-tiba seseorang menghubungin Dion dengan mengatakan bahwa Rex Milan sudah mengetahui pria yang membawa Venus, istrinya,

“Sialan kau Rex!” Gumam Dion setelah mendapatkan kabar dari seseorang diseberang panggilan serta langsung memutuskan sambungan panggilan tersebut, dan kembali memusatkan perhatiannya kepada Venus, karena melihat Vneus yang tengah mengamati penjuru ruangan,

“Apa kamu suka kamarnya? Maaf jika tidak sesuai dengan seleramu,” ujar Dion pada Venus. Dion tidak menyewa kamar presidential suite karena hotel itu hanyalah persinggahan sementara sebelum ia dan Venus pergi lebih jauh.

“Kamarnya nyaman. Terima kasih—" Venus menjeda karena tidak hafal nama Dion.

“Dion. Namaku Dion Juliandra. Kamu biasa memanggilku dengan sebutan Dion.” ujar Dion tersenyum lalu duduk di sisi ranjang. Matanya terus memandang Venus dan membelai rambutnya.

“Apa kamu tahu selama ini, aku sangat menderita atas apa yang terjadi pada kita termasuk orang tuamu, Arjoona Harristian. Seseorang terus berusaha memisahkan kita,” ujar Dion dengan lembut menatap sendu pada Venus. Saat Venus amnesia adalah waktu yang tepat bagi Dion Juliandra untuk membuat Venus Harristian kembali mempercayainya. Setelahnya, akan sangat mudah membalaskan dendamnya pada Rex Milan Wilson atas segala hal yang telah dilakukannya pada Dion.

“Jika memang seperti itu, lalu kenapa pria itu ... dia mengaku sebagai Suamiku?” tanya Venus dengan kening mengernyit. Ia masih kebingungan dan mencari jawaban.

“Maksudmu Rex Milan?” Venus mengangguk. Dion menarik napas panjang dan masih tenang.

“Sebenarnya Rex Milan itu adalah seseorang yang licik. Dia berpura-pura menjadi suamimu padahal kalian belum pernah menikah. Dia mengincar keluargamu dan akan menyingkirkanmu suatu saat.”

“Apa?” Venus kaget lalu menoleh ke arah lain. Jantungnya berdegup lebih kencang. Sungguh ia bingung dengan banyaknya informasi yang datang padanya bersamaan.

“Sebenarnya selama ini, keluargamu sudah ditipu oleh Rex Milan. Dia pura-pura mencintaimu bahkan mengaku-ngaku sebagai suamimu karena ingin merebutmu dan membunuhku. Tapi dia malah membunuh—” perkataan Dion terputus karena perlahan mengingatkannya pada beberapa kenyataan dari masa lalu yang seharusnya belum saatnya untuk Venus ketahui. Matanya terus menunjukkan rasa gundah yang luar biasa. Hal itu mempengaruhi emosi Venus─ia semakin percaya.

“Membunuh? Dia seorang pembunuh? Siapa yang dia bunuh?!” cerca Venus kepada Dion, karena Venus begitu terkejut dengan perkataan yang terlontar dari Dion.

“Intinya, sekalipun nanti kau akan marah kepadaku, percayalah, suatu saat akan terkuak semua rahasia yang selama ini disimpan oleh seorang Rex Milan” ujar Dion separuh berbisik lembut pada Venus yang masih diam dan mulai menundukkan pandangan. Jemari Dion membelai pipi Venus dengan lembut dan mulai mendekat.

“Jangan mempercayai orang lain. Aku mencintaimu.” Dion tersenyum lembut pada Venus yang semakin sendu memandangnya.

Perasaan Venus semakin larut dan semua kata-kata Dion masuk ke dalam benaknya. Hatinya yang gundah mulai mempercayai semua yang diucapkan oleh Dion. Seakan tidak ada kebohongan di matanya.

“Apa benar kamu mencintai aku?” tanya Venus pelan. Dion menggenggam tangan Venus dan menunduk. Mata Venus mengikuti dan ikut menunduk melihat Dion meraba cincin yang melingkar di jarinya.

“Cincin ini tidak akan pernah aku lepaskan. Sampai saat ini, aku masih memakainya. Ini cincin pernikahan kita, saat kita mengikat janji sehidup semati di hadapan Tuhan.” Pandangan Dion naik dan kembali mengarah pada mata Venus. Ia harus bisa meyakinkan Venus dengan pandangannya yang tulus serta hatinya yang tidak berbohong.

“Aku tetap menjaga janjiku padamu, Venus ....”

Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk begitu kencang, dan mengejutkan Dion serta Venus yang langsung menoleh ke arah pintu kamar hotel,

“Venus! Venus, apa kamu di dalam?!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status