Share

Mabuk

POV Marni

Ahmad, tak menyangka bisa bertemu dengannya setelah bertahun lamanya tak berjumpa. Kami satu kampung, satu sekolah juga, akan tetapi karena otaknya yang cerdas, dia melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah.

Dia berbeda dengan Ahmad yang kukenal dulu, dulu kulitnya hitam dan tubuhnya kurus, dia juga pendek. Hanya saja dia memang selalu juara satu. Karena kecerdasannya itu dulu, aku mengaguminya. Rasa kagum gadis kecil yang baru mengenal lawan jenis dengan arti yang berbeda. Bukan perasaan serius layaknya wanita dewasa.

"Jadi namanya Ahmad?"

Kukira Mas Anto sudah lupa. Karena sepanjang perjalanan ke rumah dia diam seribu bahasa. Dia malah meninggalkanmu di belakang dan berjalan lebih dulu. Akan tetapi tampaknya dia ingin membahas ini lagi.

"Iya," sahutku santai. Kami tengah berada di ruang tamu. Kuberikan dia segelas air putih dingin.

"Dia tinggal di mana?"

"Sekampung sama kami."

"Oh, jadi dia merantau ke Jakarta?"

"Dulu dia kuliah di Jakarta, mungkin dapat pekerjaan di sana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yosefa Wahyu
harusnya istrinya dibimbing ..bukannya dilepas dan disuruh melihat&belajar sendiri...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status