Lisa tak bisa berhenti memandangi Lius, laki-laki yang sudah tiga hari tak datang menemuinya. Ia begitu merindukan laki-lakinya tersebut.
“Darimana kau dapat alamat rumahku?”
Lisa nampak kecewa, bukan pertanyaan itu yang ia harapkan keluar dari mulut kekasihnya. Ia hanya diam, menatap Lius dengan tatapan tak percaya.
“Kenapa? Apa ada yang salah?”
“Kau tak merindukanku? Kenapa malah menanyakan hal itu?”
Rasa rindu kini berubah menjadi rasa cemburu, dengan gamblangnya Lius menceritakan hari-harinya yang disibukkan dengan pencarian Lea.
Lisa cemburu, ia marah dengan apa yang baru saja di dengarnya. Bagaimana bisa laki-laki yang sangat di rindukannya itu malah menceritakan tentang istrinya.
“Kau tak memikirkan perasaanku?”
Lius nampak frustasi dengan sikap Lisa kali ini, laki-laki itu menjambak rambutnya dengan begitu kuat.
“Kau yang bertanya, aku hanya menjawa. Dan sekar
Semua orang panik, Lea segera di larikan ke rumah sakit. Brangkar yang membawa Lea di dorong dengan begitu tergesa-gesa.Lio nampak gusar, menunggu tanpa kepastian di depan ruang UGD. Sudah hampir satu jam lamanya, namun taka da tanda-tanda pintu akan terbuka.âMaafkan aku, aku menyesal. â sesal Sania.Roger memeluk istrinya, ia juga menyesal dengan apa yang sudah terjadi hari ini. Ia terlalu menikmati pekerjaannya hingga tak memperhatikan sekitarnya.Lio hanya diam, menatap pintu dengan begitu cemas.âPlease, jangan sampai terjadi sesuatu pada mereka.â Batin Lio.Lio terus berdoa, ia memohon untuk keselamatan Lea juga bayinya. Tak ada yang diinginkannya saat ini, kecuali keselamatan wanita yang dicintainya itu.Pintu terbuka, seorang dokter keluar.âDok, bagaimana keadaannya?ââSiapa suami pasien?ââSaya.âSemua orang diam menatap sumber suara, Lio maju dengan begitu yakin mendekati dokter.âBagaimana keadaan istri saya, Dok?â tak ada keraguan sama sekali saat menyebut Lea sebagai i
Sudah dua hari sejak kejadian Lea tertimpa lampu, ia kini hanya duduk diam menatap tiga orang tengah bekerja di depan rumahnya.Leo berniat mengunjungi Lea, namun ia terkejut saat melihat tiga orang di depan rumah.“Lio? Kenapa dia ada disini?” gumamnya.Leo begitu terkejut mendapati Lio ada bersama Lea, ia menahan diri untuk tak menemui Lea.Lio hanya diam di balik bangunan rumah warga, menatap tiga orang yang tengah gotong royong.“Apa yang sedang mereka kerjakan itu?”Leo ingin sekali mendekat, melihat dari jarak dekat apa yang sedang ketiganya lakukan. Namun ia tak bisa mengambil resiko untuk rasa penasarannya itu.“Sial! Kenapa bisa begini!”Leo melampiaskan rasa kesal dengan memukul mukul tembok tempatnya bersandar.“Kalau Lio ada disini, bisa berantakan semuanya.”“Kalian sudah bekerja terlalu keras, mari minum dulu.”Lea kelua
Leo menatap senang saat matanya melihat tawa di wajah Lea, namun hatinya terasa mengganjal saat melihat Lio lah alasan di balik tawa itu.Banyak pembeli yang saat ini mendatangi rumah Lea, sebagian dari mereka terlihat tengah menikmati santapan di area yang sudah di sediakan.âHarusnya aku yang disana, membantumu Lea. Maafkan aku,â gumamnya.Leo hanya bisa menatap dari kejauhan, matanya terus terpaku pada sosok manis yang tengah tersenyum pada pembelinya.âMeja makan ada disebalah selatan, nona.âSania nampak mengarahkan pembeli yang hendak makan ditempat, ia menatap suaminya yang saat ini juga di gerumbuli pembeli wanita.âDasar, menyelam sambal minum air.â Serunya, dan hanya di tanggapi senyuman oleh Roger yang mendengar.Lio mendekat pada Lea, ia memberikan sebuah minuman yang sudah di bukanya.âMinumlah, jangan sampai kau kekurangan cairan.ââIsh, kau bawel sekali. Seperti bidan yang ada di klinik depan,â ledeknya.Lio tak menanggapinya, ia menatap air yang saat ini perlahan tanda
Lio terkejut, ia mendadak memegang erat tangan Lea yang ada di sampingnya. Lio terus menggenggam tangan itu, seolah ia takut jika terjadi sesuatu.âSepertinya tidak!â tegas Lea.âOh, mungkin aku hanya terlalu lapar jadi pikiranku tidak waras.âLea terdiam, ia masih menatap Lisa yang terus saja memandangi Lio di sebelahnya. Ia pun berdeham dengan cukup keras.Mendengar itu, tak hanya Lisa yang terkejut. Bahkan hampir semua yang ada disana terkejut dan menatap aneh pada ketiganya.âSaya disini hanya menjual makanan, bukan orang. Jadi jika nona ingin membeli silahkan, jika tidak sebaiknya berganti dengan yang sedang mengantri.âLio menatap Lea, ia merasa jika wanita itu saat ini tengah kesal. Dan wajah Lea memerah menahan kekesalannya.Mendengar apa yang Lea ucapkan membuat Lisa kesal karena malu, ia pun segera membeli dua cup cake yang ada di tangan Lio seperti permintaannya barusan.Matanya melirik tajam pada Lea yang masih setia berdiri di samping Lio. Lisa pun pergi dengan membawa k
Lasmi pulang dengan raut wajah lelah, seharian ia sudah mengikuti kegiatan suaminya hingga tengah malam. Saat tiba dirumah ia ingin segera merebahkan diri, namun matanya melirik mobil asing yang terparkir di halaman rumahnya.“Mobil siapa ini?”Tak ingin ambil pusing, Lasmi segera masuk ke dalam rumah. Suasana nampak sepi sebab ini sudah hampir tengah malam.Baru saja ia menaiki anak tangga, ia samar-samar mendengar suara aneh yang begitu mengganggu telinga.Ia tahu betul suara apa itu, namun ia tak ingin berburuk sangka terutama pada putri kesayangannya. Ia pun mengikuti arah datangnya suara, dan jantungnya berdetak begitu cepat saat suara itu mengarahkannya di depan kamar Lisa.Jelas terdengar desahan saling bersahutan dari dalam kamar, lenguhan dari Lisa hingga suara erangan seorang pria membuat darah Lasmi mendidih seketika.Ia menggedor pintu kamar dengan sangat keras, Lisa terperanjat dibuatnya. Namun Lisa tak ingin menangg
Sudah satu minggu sejak kepergian Lio, keadaan seakan berbeda bagi seorang Lea. Walau masih ceria, namun Lea merasa ada yang kurang dari setiap harinya.Hari ini ia sengaja membuka warung makannya lebih cepat, ia juga membuat menu tambahan untuk daftar makananya.Roger terkejut saat semua masakan sudah terpajang di meja depan, ia melihat Lea tengah keluar masuk rumah membawa menu masakannya.âAstaga, kenapa wanita itu benar-benar keras kepala.âRoger mendatanginya, ia segera mengambil alih semua menu yang ada ditangan Lea.âKenapa datang pagi sekali?ââIstirahatlah dulu, kau tidak boleh kelelahan. Kau ingat bukan apa pesan nya?âLea tersenyum, ia kembali teringat dengan ocehan Lio ketika melihatnya dirinya sibuk. Lea mengangguk, ia mendudukkan dirinya di sofa. Matanya mengikuti kemana Roger bergerak.âWah, kalian berdua meninggalkanku ternyata.âLea tersenyum, ia menatap Sania dengan begitu tulus.âKau pasti mengerjakan ini semau sendiri? Ku adukan pada , tuan Lio.â Ucapnya menatap Le
Lea menatap rumah yang masih sangat asing baginya, rumah itu penuh dengan banyak penjaga di sekitarnya. Lius menatap istrinya, ia tahu jika Lea saat ini merasa tak nyaman.“Kita turun?”“Rumah siapa ini? Kau bilang kita akan pulang ke rumah?” menatap sinis Lius.Lius bukannya marah malah tersenyum pada Lea, ia bahkan membelai puncak kepala Lea. Sesuatu hal yang tak pernah ia lakukan selama mereka menikah.“Turunlah, kau akan tahu ini rumah siapa.”“Jangan macam-macam, Lius. Kau berniat mengurungku lagi?”Lius pada akhirnya merasa kesal dengan semua ucapan istrinya, ia pun berinisiatif keluar lebih dulu dan membuka pintu mobil untuk Lea.“Turun.” Serunya dengan nada tak ingin di bantah.Dengan terpaksa Lea menuruti suaminya, ia turun dan berjalan berdampingan dengan suaminya masuk ke dalam rumah.Sekar sedang berdebat dengan Rania saat seseorang memanggilnya.
Pagi-pagi sekali Lea sudah menyelesaikan masakan untuk warung makan, terlihat beberapa anak buah Lius juga tengah mengangkat beberapa menu masakan untuk di pindahkan ke mobil.“Tolong hati-hati, ini berkuah.” Pesannya pada seorang anak buah.Lea menatap kepergian mobil yang membawa masakannya, tak lupa ia juga mengirim pesan pada Sania jika masakan sudah di antar.Selanjutnya Lea segera menyiapkan makanan untuk sarapan keluarganya, tak banyak yang disiapkan sebab mereka semua hanya menyantap roti di pagi hari.“Lea, sedang apa?”Sekar turun dengan wajah fresnya, nampak cantik walau tanpa polesan make up.“Pagi, Mommy.”Sekar memeluk dan mencium Lea dengan penuh sayang, “ Pagi juga menantuku sayang.”Semua orang nampak menikmati makanan masing-masing, namun tidak dengan Lea. Wanita itu nampak murung tak seceria biasanya.“Mom, aku harus pergi sekarang. Aku mungkin akan