Share

Keluarga Sebenarnya

Setelah kejadian itu Ana sama sekali tak bisa tidur, berbagai pemikiran bergelayut di otaknya, memaksa matanya untuk terus terbuka meski tubuhnya lelah luar biasa.

Meski begitu pagi ini Ana bangun dengan semangat yang baru, dia harus bahagia demi anak yang ada dalam kandungannya ini.

“Kamu sebaiknya kembali ke kamar saja, Ana, biar ibu dan bibi yang memasak,” kata sang ibu mertua saat melihat Ana mengambil bahan-bahan makanan dari dalam kulkas.

“Ana baik-baik saja, Bu malah aneh rasanya kalau harus tidur lagi,” kata Ana lembut.

Tapi ternyata sang ibu mertua lebih keras kepala dari pada Ana, wanita paruh baya itu memaksa Ana untuk duduk di kursi panjang. “Kamu bisa jadi jurinya kalau nanti masakan kami tidak enak kamu bisa komplain,” kata sang ibu setengah bergurau.

“Saya sangat cerewet kalau jadi juri memasak.”

“Kecerewetan itu perlu supaya makanannya enak.”

Pagi itu dapur yang biasanya hanya berisi obrolan ri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status