Share

111. Adinda

Kian melebarkan matanya saat melihat adiknya. “Adinda!” serunya sambil tersenyum lebar. Ia pun langsung menghampiri Adinda dan memeluknya dengan erat.

“Sudah lama sekali kita tidak bertemu, Kak,” ucap Adinda di dadanya.

Kian melepaskan pelukannya. “Kamu terlalu sombong untuk menemuiku di rumah ini.”

“Yang benar saja. Kakak terlalu sibuk untuk bertandang ke rumahku.”

“Siapa suruh kamu tidak mau tinggal di rumah ini,” timpal Kian sambil menyipitkan matanya.

Adinda terkekeh. “Kakak ini bisa saja. Aku pikir Kakak akan mengatakan kangen padaku.”

“Iyaaaaa, adikku tersayang. Aku kangen padamu.”

“Aku juga!” seru Adinda sambil menggenggam tangan Kian.

“Omong-omong, tumben kamu datang ke sini. Apa kamu sengaja ke sini untuk menemuiku?”

“Uhm, yaa. Salah satunya itu. Aku kan ke sini untuk rapat keluarga. Kak Marisa bilang kalau kemarin kalian sudah melakukan rapat, tapi hasilnya belum maksimal. Lalu dia memintaku untuk datang.”

“Ah ya, tentu saja rapat keluarga. Aku hampir lupa.”

Adinda tersenyum
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status