Share

154. Makan Siang Dengan Para Keponakan

Rasanya, baru saja ia makan ini dan itu, Kian sudah mengajaknya pergi lagi ke restoran untuk makan siang.

“Kian, apa tidak salah? Kita makan terus hari ini,” ujar Laureta.

“Sejak tadi kan kita jalan kaki jauh ke sana dan ke sini. Sudah seharusnya kita makan terus. Udara dingin membuat tubuh kita membutuhkan pembakaran yang lebih banyak supaya kita tidak kedinginan. Masa hal itu saja kamu tidak tahu?”

Laureta terkekeh. Ia pasrah saat Kian menunjuk salah satu meja. Lalu mereka duduk di sana berdua.

Kian melepaskan sarung tangannya, lalu meremas tangan Laureta yang kedinginan. Ia menggosok-gosok tangannya dan kemudian menghangatkannya dengan uap dari mulutnya.

“Masih dingin?” tanya Kian.

Laureta tersenyum. “Kalau kamu yang pegang, aku langsung merasa hangat.”

“Kamu ingin aku memegangmu di mana lagi?” tanya Kian.

“Kamu mulai menggodaku lagi. Aku ingat sekarang kalau

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status