Share

Bab 41 Nyaris saja

Bab 41 Nyaris saja

Ajeng menoleh dan melihat ibunya berkacak pinggang. Mata perempuan itu merah melotot kepadanya.

“Jangan malu – maluin keluarga kita! Kita ini keluarga terhormat, masak anaknya mau jadi penjaga warung bakso? Di mana otakmu itu, Jeng!” Herni menoyor kepala putrinya. Jauh dari lubuk hatinya ia kecewa dan ketakutan menghadapi masa depan.

Gadis itu sakit hati. Dia menantang menatap wajah ibunya yang tengah memandangnya dengan galak, dan siap menghamburkan kejengkelan yang memenuhi rongga dada. “Setidaknya pekerjaan penjaga warung itu halal!” Setelah itu dia membawa motornya melesat pergi.

Rupanya Mas penjual bakso membela Ajeng. “Jangan meremehkan hasil menjual bakso, Bu. Sehari saya mendapat uang 500 ribu bersih. Coba kalikan sebulan. Berapa? Kalau dihitung, pendapatan saya lebih dari pekerja kantoran. Di sini saya memang terlihat kere, tapi di kampung, sawah saya berhektar – hektar.” Lalu dia mengeluarkan dompetnya yang berisi segepok uang ratusan ribu.

“Sombong!” kata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status