Share

Bab 64 Lelaki di tepi sungai

Bab 64 Lelaki di tepi sungai

“Kok malam sekali pulangnya?” tanya Herni, saat membukakan pintu untuk putrinya.

“Ajeng kerja di dua tempat, Bu” sahut Ajeng malas, Ia kemudian memberikan sebungkus nasi dan krupuk ke tangan sang ibu. “Tadi, sebelum pulang, Ajeng membeli nasi dulu buat Ibu.”

Herni menggeleng. “Nasinya buat masmu saja, Ibu sudah makan di rumah Ibu Setyo sehabis menggosok di sana.”

Hati Ajeng ngilu. Ibunya selalu mementingkan Ibra. “Mas Ibra terus yang Ibu pikirkan, apa Ibu memikirkan diriku juga. Ajeng pontang – panting bekerja supaya kita tetap hidup dan membiayai kuliah Ajeng,” sungutnya.

Mata Herni berkaca – kaca. “Kakakmu butuh dukungan kita, Jeng. Ibu dan kamu. Dia keluarga kita.”

“Dukungan sampai kapan? Mas Ibra sendiri yang membuat dirinya jatuh, dan dia sendiri tidak mau bangkit. Sampai Ibu menjadi wanita penghibur demi memenuhi kemauan Mas Ibra. Tapi apa yang Ibu dapat? Ibu malah dipukuli dan semua barang - barang dia jual sampai sendok dan piring buat kita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status