Share

Bab 77 Beyond all reason

Bab 77 Beyond all reason

Mata Ibra menyisir taman bermain, suasana ramai. Berkali – kali dia melihat Evan makan roti di rerumputan, di mana dia meninggalkan bayi itu sendirian.

Hati Ibra berdenyut saat langkahnya menjauh. “Sial! Bagaimana jika Bos Gendut membunuhnya. Aku tidak mau bocah sial itu menghantui sepanjang hidupku!” Dia bergegas kembali mengambil Evan.

“Jangan menangis!” kata Ibra. Hari itu dia menyamar sebagai perempuan, dengan memakai gamis dan cadar yang dia curi dari tetangga Ceking.

***

Lamat – lamat Herni mendengar suara derit pintu dibuka. Kemudian ia mendengar suara langkah kaki masuk.

“Jeng, apa itu kakakmu?” tanya Herni menggoyang – goyangkan tubuh anak perempuannya. Ia lalu melihat jam dinding yang tergantung di tembok, Jam 10 malam.

“Gak tahu, Bu. Biarkan saja. Ajeng mengantuk.” Gadis itu merapatkan selimutnya. Cuaca malam itu sangat dingin, dan masuk lewat celah – celah ventikasi.

“Bu, bangun. Aku membawa Evan anakku.”

“Apaaa!!”

Sontak Herni dan Ajeng b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status