Share

Bab 46. Apa yang Terjadi?

Beliau menaruh harapan besar agar aku bisa kembali menikah dengan Silvia. Wanita yang telah dianggap anaknya sendiri.

"Bu." Aku kembali menyapanya. Khawatir ibu kenapa-kenapa.

"Kamu yang sabar, ya." Suara ibu terdengar lemas. Pasti sangat syok dengan ini semua.

Hening. Tidak ada percakapan di antara kami. Namun, telepon pintar pun belum kami matikan.

"Nak. Kamu harus terima kenyataan bahwa Silvia bukan jodohmu. Sekuat apa pun kamu mengejarnya kalau memang bukan jodohmu maka tidak akan bisa bersama. Ikhlaskan, Nak. Doakan semoga Silvia bisa bahagia dengan pernikahan keduanya ini." Aku yakin ibu bukan hanya sekedar menasihati anaknya yang sedang rapuh. Akan tetapi, ibu juga sedang menyemangati dirinya sendiri.

Aku tahu ibu pun sama terlukanya dengan berita ini. Sama-sama harus menelan pil pahit. Bahwa Silvia tidak mungkin kembali ke rumah kami.

Namun, ucapan ibu sedikit banyak bisa mengobati rasa sakit di hatiku. Aku harus sadar semua ini sudah ketetapan Allah.

"Kamu yang kuat. Lebi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status