Share

148. Tidur Di Sini

“Argh! apa perlu aku terluka dulu supaya kamu mau mengaku… Sunshine?”

“Ya?!” Feli terkesiap.

Tangisannya seketika terhenti lalu mengangkat kepalanya dari bantal, ia menatap Archer yang masih memejamkan mata, dengan tatapan Feli yang penuh kebingungan.

“Ka-kamu… sudah sadar? Barusan kamu yang bicara?” Feli takut dirinya hanya berhalusinasi.

Perlahan-lahan kelopak mata Archer terbuka, hingga Feli bisa melihat mata elangnya yang dihiasi bulu mata lentik nan tebal. Sorot mata Archer terlihat sendu. Tangannya mengelus lengan Feli yang masih melingkari perutnya.

“Aku pikir aku nggak akan bisa melihatmu lagi, Fel,” lirih Archer, “aku sangat takut… takut saat di bandara itu ternyata pertemuan terakhirku denganmu dan anak kita.”

Air mata Feli kembali menetes sembari menggigit bibir bawahnya yang gemetar. Ia tak sanggup berkata-kata. Melihat Archer berbicara di hadapannya saja sudah terasa seperti mimpi.

Telapak tangan Archer bergerak naik dan berakhir di pipi Feli, menangkupnya, ibu jarinya me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
dua duanya dulu sangat sulit mengakui perasaan mereka
goodnovel comment avatar
Sisca Octavia
Emang jalan nya begini cher.. manis pahit kehidupan .. eeaaaa
goodnovel comment avatar
Amryna Rosyadah
Kl pun saat itu saling jujur pun blm twntu bs lngsng bersatu & bahagia..ingat ttp ada Belvina yg menghantui...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status