Share

Istriku Punya Penghasilan Sendiri
Istriku Punya Penghasilan Sendiri
Author: Siti_Rohmah21

Bab 1

"Istrimu nggak minta uang lagi, kan?" tanya mama ketika ia menghubungiku melalui sambungan telepon.

"Nggak, Mah. Dari aku gajian, uang yang aku berikan sebesar empat ratus ribu belum ada kudengar minta uang lagi," jawabku sambil nyeruput kopi. Weekend ini memang waktunya pencari nafkah istirahat, sedangkan istri tetap bebenah rumah.

"Oh, baguslah. Jangan banyak-banyak kasih istri jatah, nanti beli skincare terus godain suami orang bisa gawat," celetuk mama Yuli seketika membuatku yang baru saja nyeruput kopi tersedak.

"Mana mungkin Nonik beli skincare, Mah, jatahnya cuma empat ratus ribu, kalau beli skincare dia nggak masak dong!" ejekku sambil tertawa.

"Bagus, ya sudah, kirim ke Mama aja ya duitnya kalau gajian, naik ya bulan ini kan UMR naik," rayu mama menjelang gajian lima hari lagi. Telepon pun terputus setelah mama menyudahi sambungan teleponnya.

Kata orang tuaku, jangan terlalu royal pada istri, sebab dia bukan siapa-siapa. Anak orang lain yang akan melahirkan anak-anak nanti. Nonik belum hamil sampai detik ini, usia pernikahan kami satu tahun setengah.

Kalau sudah memiliki anak, mungkin nanti akan kutambah jatah jajan anak saja, untuk masak aku rasa cukup empat ratus ribu. Sebab, beras dan kebutuhan pokok sudah kubelikan, jadi empat ratus ribu sebulan hanya untuk beli sayuran.

"Kamu masak apa, Nik?" tanyaku ketika meletakkan gelas bekas kopi di dapur.

"Toge, Mas, sama telor dadar," jawab Nonik tak menoleh sedikit pun.

"Seminggu ini makan toge sama telor terus, Nik. Mas bosan, takut bisulan juga," jawabku sambil menunjukkan wajah cemberut.

"Uang yang Mas berikan sudah sisa lima puluh ribu, gajian kan masih 5 hari lagi, harus irit," cetus Nonik.

"Dari kemarin kamu tuh masak juga nggak pernah daging, Nik, cuma masak sayuran, tempe tahu, kok duit empat ratus sudah hampir habis gitu?" tanyaku kesal.

"Loh, kan seminggu sekali kadang aku beli ayam juga, Mas. Minyak goreng juga mahal sekarang, sedangkan kamu makan musti ada sayuran dan lauk kering, mana cukup duit segitu!" Nonik menyanggah ucapanku.

Plak!

Tamparan keras aku layangkan padanya. Kemudian, aku pergi dari rumah untuk menghilangkan rasa kekesalanku.

***

Lima hari kemudian, gajian dari pabrik masuk ke rekening. Seperti biasanya, aku tarik seperlunya, lalu transfer ke mama tiga juta.

"Ini uang jatah kamu, aku tambahin seratus jadi lima ratus ribu," ucapku sambil melempar uang merahan lima lembar. Namun, aku sangat terkejut tiba-tiba Nonik bangkit dari duduknya, lalu menuju ke arah lemari baju.

"Nyoh duit, Mas, nyoh duit, nyoh duit! Puas kamu, Mas!" sentak Nonik sambil melempar uang merahan tiga gepok sekaligus. Uang dari mana Nonik dapatkan? Tiga puluh juta dia layangkan ke muka aku persis.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status