Share

Bab 70: Neng Lilis

Si ‘Laura’ ini terlihat kalem sekali, dia memang ramah, tapi tak suka bercanda berlebihan. Dari penampilannya Gibran sudah bisa menilai, kalau gadis ini dari keluarga biasa saja.

Saat melirik Bopak dan Hilman, Gibran hanya bisa senyum di kulum, dua sahabatnya ini terlihat aseek menggombali siswa baru incaran mereka.

Ramona beda lagi, dia sejak tadi juga klepek-klepek melihat seorang siswa baru laki-laki yang terlihat sangat imut-imut dan si banci ini sibuk candain si imut ini. Mereka memang satu bus.

Perjalanan dari Jakarta ke tempat ini lumayan jauh, hampir 5,5 jam baru sampai, karena jalanan agak merambat. Kedatangan mereka sudah di sambut hangat sang kades dengan aparat desanya.

“Kalian sudah kami sediakan tempat yakni di rumah warga, jadi tak perlu lagi bikin kemah, silahkan di bagi-bagi tempatnya,” sapa si Kades Sunarya ramah, sambil matanya jelalatan melihat para siswi yang kebanyakan centil-centil ini.

"Ihh matanya, buaya cap kadal nih orang," bisik Ramon ke Gibran.

Karena Gibr
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status