Share

Tak Seburuk Yang Dibayangkan

Jevano membuka mata bahkan sebelum alarm yang dia pasang berbunyi. Jarum kecil jam dinding menunjuk angka antara tiga dan empat, membuat pemuda itu mendengkus berat dan sengaja tengkurap sambil memeluk gulingnya. Rasanya malas sekali untuk bangkit dari kasur. Tapi, hati kecilnya dari tadi sudah ribut menyuruhnya untuk belajar, menambal jam yang kemarin dia tinggalkan.

Dengan sangat berat hati, mau tidak mau, dia harus bangun. Duduk menghadap meja belajar dan membuat dirinya fokus dengan pelajaran nanti. Dia harus giat kalau mau cepat selesai.

Tiga puluh menit berlalu. Pemuda itu bisa mendengar alarm di gawainya yang mulai berbunyi. Dia segera mematikannya dan mengemasi buku pelajaran hari ini di tas. Selanjutnya, dia membuka pintu ke balkon. Sejenak, dia menikmati suasana pagi buta yang sangat tentram itu. Sebisa mungkin dia mengisi paru-parunya dengan udara yang bersih dan sejuk itu. Mungkin saja itu bisa membuat hatinya sedikit longgar. Setelah puas dengan ritual menyerap energi ala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status