Share

Bab 47

Mendengar itu Bude Meri ikut geram, ia tak terima bahwa adik perempuannya membelaku, orang yang bukan siapa-siapa.

"Jadi kamu hanya membela perempuan ini Janita! Yang jelas bukan siapa-siapa kamu, dia ini hanya orang lain yang akan menjadi calon mantumu saja! Itupun kalau jadi kalau gak jadi pasti kamu menyesal sudah membentak saya seperti ini," ungkap Bude Meri marah.

Ia mengambil tas yang masih tergeletak di meja, mengambilnya dengan begitu kasar dan hentakan demi hentakan kaki dilangkahkan, bude Meri keluar duluan, lantaran tak terima dirinya dipermalukan oleh adik perempuannya demi hanya membelaku.

"Dian maafin bude Meri ya, dia memang begitu orangnya. Kalau bicara suka ceplas-ceplos, dan juga kalau tak setuju dia selalu melemparkan ucapan pedasnya itu. Saya harap kamu memakluminya ya, dan jangan terlalu di masukan kedalam hati," ungkap Bu Janita sembari mengelus pundakku.

Aku hanya menganggukan kepala sambil melemparkan senyuman baik-baik saja.

'Pantesan jali songong dan juga an
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status