Share

Bab 57. Kesunyian ini.

Namun saat wanita berjilbab itu berbalik. Prayogi menelan kekecewaannya.

"Kok tumben datang ke sini, Mas? Bukannya di sana lebih enak?" tanya wanita itu, yang tak lain adalah Bu Rangga, tetangga sebelahnya.

Prayogi hanya memandang sekilas ke arah wanita yang postur tubuhnya mirip dengan Gayatri itu. Dia dapat merasakan wanita itu telah menyindirnya.

" Sekarang saja kamu naik mobil terus," tambah Bu Rangga lagi. "sudah enak jadi orang kaya dadakan."

Prayogi tersenyum datar. Kata-kata itu amat menyakitinya. Tapi memang tak salah jika wanita itu menilainya seperti itu. Prayogi kini memang merasakan enaknya menjadi orang kaya. Mau makan apa, mau jalan-jalan ke mana, melihat seisi dunia pun, kini dia bisa menikmatinya. Tidak hanya bergulat dengan debu jalanan seperti yang selama ini dia alami. Terlebih jika mau makan, dia harus mengintip isi dompetnya terlebih dahulu.

"Saya ghak tega melihat bunga mbak Gayatri layu, makanya saya menyiramnya. Kalau yang di belakang rumah, saya ghak mungkin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status