Share

Harus Berpuasa

“Mas,” panggil Septi yang baru saja menerobos kamar. Terlihat Brata yang sedang membelakanginya. Dia tengah mengenakan baju tidur.

Septi menyergap punggung Brata yang akan membalikan badan. Membenamkan kepalanya di tempat ternyaman selain pundak sang suami.

“Ada apa, Sayang?”

“Mas, maafkan aku karena tidak bisa memenuhi kewajiban….” Brata melepas pegangan istrinya dan membalikan badan. Jemarinya yang kekar menyelusup di antara rambut yang berjuntai sampai ke punggung.

“Enggak apa-apa, Mas paham,” sahutnya lembut. Namun, tidak mampu meredamkan gemuruh di hati Septi. Dia tahu kalau suaminya itu berpura-pura bersikap biasa saja di hadapannya.

Brata membimbing Septi untuk berbaring di atas ranjang dan menutupnya dengan selimut sampai sebatas leher. Pria itu mengusap-usap keningnya dan mengecupnya mesra. Septi sangat bahagia mendapatkan perlakukan seperti itu.

“Mau kemana, Mas?” tanya Septi saat melihat suaminya menuju pintu.

“Aku mau tidur di kamar sebelah, Sayang?”

“Kenapa?”

Brata terdia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status