Share

Jembatan Penyeberangan

Salah satu pria berambut cepak itu menarik tangan baju adiknya. Entah itu cara menghukum di militer atau bagaimana, pria itu terus memukuli adiknya. Sampai mereka sudah di luar pun tangan pria itu masih terus memukul.

Mereka lalu pergi. Setelah mereka pergi, para anak kos mengelu-elukanku.

"Hebat Butet, baru kali ini kulihat aparat kalah sama cewek adu mulut," kata ibu kos.

Ah, belum tahu saja ibu ini, aku bahkan pernah debat dengan Kapolres. Menyelesaikan kasus adalah salah aatu hobby-ku. Hobby yang aneh memang untuk ukuran anak gadis.

Di lingkungan kos ini tak ada yang tahu aku anak mantan wakil bupati, setahu orang aku anak petani dari desa. Penampilanku juga memang jauh dari glamor.

Keesokan harinya, pria berambut cepak itu datang lagi, kali ini dia datang sendiri. Naik motor matic besar. Saat itu aku dan beberapa teman kos lagi duduk-duduk di depan kos-kosan.

"Assalamualaikum," sapa pria itu seraya turun dari motornya, di tangannya ada buket yang terbuat dari uang kertas.

"Sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Sri Sepiari
kepo bu nia.... orang si butet baik baik aja
goodnovel comment avatar
sekai
kuat" yaa, nang, hadiri undangan bang ustadz. dah takdir g berjodoh. sabar aja. blm bs terima lamaran bang ustadz jg krn emang alasan nya jelas dan logis, kok. berani bilang itu dah bagus, jd g halangi bang ustadz melangkah.
goodnovel comment avatar
sekai
tp bagus nya temen butet ini g salahkan butet krn jd sasaran salah target. bukan salah butet kan kalo c sersan justru sukanya k c butet. msh bagus jg ini msh awal" c wulan paham kalo bukan dia yg d tuju. kalo lbh lama lg c sersan deketin c wulan buat jd jembatan penyebrangan kan lbh repot lg.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status