Share

Ucok Bawa Sial?

PoV Nia

Saat Butet dan ayahnya pergi ke kota, aku jadi tak tenang. Kami sudah sering dapat masalah, akan tetapi kali ini aku gelisah, satu karena aku tidak ada di sana, hanya Butet dan ayahnya.

Coba kutelepon Ucok, mengatakan kekhawatiranku, Anakku itu justru menawarkan diri akan membantu, dia akan datang dari Jakarta. Aku sedikit lega, kombinasi tiga orang itu tidak usah diragukan lagi. Kepintaran Butet dan ilmu warisan Ucok pasti bisa mengatasi. Aku coba tetap tenang.

Akan tetapi keesokan harinya, bupati meneleponku, dia justru marah-marah padaku. Katanya aku mengundurkan diri tidak mengapa, tapi jangan buat gaduh lagi di kabupaten ini. Seorang perwira polisi juga menelepon. Dia suruh aku kendalikan suami dan anak. Beberapa anggota dewan juga menelepon, semua kujawab dengan "aku tidak tahu apa-apa,"

Menjelang sore itu, Suami dan anak-anak akhirnya pulang juga, langsung kuberondong dengan berbagai pertanyaan. Tepat dugaanku, kepintaran Butet dan ilmu Ucok bisa mengatasi hal tersebut.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
carsun18106
nasi, kangkung, sambel doang tanpa ikan pun klo makannya di pinggir sungai, bareng2 keluarga mah nikmat we tiada tara ya
goodnovel comment avatar
sekai
kalo mo makan ikan mah tinggal k om firman aja atuh, nang. bahkan bukan cuma ikan, ada ayam bebek telor asin jg ada. jan malah ngambek k bang ucok. kasian. bukan salah abang kau kalo g dpt ikan d sungai. yaa ikan nya aja dah g kek dulu lg.
goodnovel comment avatar
sekai
c doyan makan kecewa ayah parlin g dpt ikan. jd gagal makan sama ikan sungai. iyaa sihh, itu tradisi keluarga parlinia dr dulu. bs kumpul bareng keluarga makan bareng" itu kenikmatan luar biasa.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status