Share

Part 52 Self Care

Malam harinya setelah menidurkan Agam, kududuk termenung memikirkan hari esok. Usia putraku sudah lebih dari tiga tahun. Tahun depan harusnya aku bisa menyekolahkannya di PAUD agar Agam belajar bersosialisasi dengan baik. Untuk seusianya, penting untuk bisa memiliki teman dan menikmati waktu bermain.

Selain itu, aku harus berpikir bagaimana caranya untuk membeli rumah. Bukan dengan bayaran tunai, melainkan dengan dicicil. Niat ada, namun persyaratan untuk membeli rumah subsidi belum bisa kupenuhi. Terus-terusan mengontrak seperti ini tidak begitu baik, apalagi harga sewa setiap tahun akan naik.

Aku mendesah pelan dan menyandarkan tubuhku di tembok kamar. Bohong jika aku tidak lelah, tetapi setiap kali memikirkan masa depan Agam, maka semangat itu kembali hadir. Seperti mata air yang perlahan meluap dan menjadi genangan.

Aku teringat pertemuan dengan pria asing sore tadi. Pria yang menghampiriku dengan menunjukkan foto daganganku. Tak kusangka ia adalah salah satu karyawan resto yang s
Rat!hka saja

Agam mimpi panggil Om. Hayo ... voba ditebak siapa orangnya? Om Kemal atau Om Baik?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status