Share

tak

Pagi pun datang dengan nafas baru yang lebih menyegarkan, sinar matahari mulai menunjukkan warna keemasan dari balik cakrawala, membiarkan aku menikmati mereka sambil berdiri di taman bunga seraya menyirami tanaman-tanaman itu agar tumbuh dengan subur.

Usai dengan urusan tanaman, aku masuk ke dalam ruma untuk melihat apakah ibu saima sudah bangun dan duduk di meja makan. Ternyata seperti biasa, beliau sudah bangun dan duduk dengan kopi di hadapannya. Melihat kedatanganku yang menghampiri wanita itu memberi pandangan yang seolah-olah menyimpan kemarahan.

"Kau terlihat tenang."

"Iya, Bu. Mengapa ibu berkata begitu?"

"Setelah kekacauan terselubung semalam kau nampak sangat bahagia."

"Apakah Haifa memberitahu ibu yang sebenarnya?"

"Dia bilang bahwa Hamdan hanya memakaikan cincin untuk melindungi martabatnya."

"Iya, dia sudah ketahuan menipu Mas Hamdan."

Ibu mertua lantas tertegur mendengar jawabanku. Dia mengernyit seakan tidak mengerti apa yang sedang aku sampaikan.

"Mas hamdan tidak t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nuraeni Rusmana
bagus aku suka seorang yg tegas dari pada seorang yg meratap. juga cara penyampaian nya sama mertua dengan santun
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status