Share

Bab 42

Melihat Aditya begitu kuatir, Cinthya langsung menyetuk.

“Dit, rasa kuatirmu itu terlambat. Bagaimana sih kamu ini sebagai laki-laki, kurang banget memperhatikan sang pujaanmu? Seharusnya kamu itu selalu melindungi keselamatan Ana dari gangguan orang lain. Bukannya terlambat melulu begitu, “ gurau Cinthya. Lalu lanjutnya,”Rasa kuatirmu kini simpan saja karena Ana kini sudah pindah pemondokan. Sekarang dia tinggal di rumah Bibinya di Jl. Alfalah 14, Glugur Darat, tau…”

 Aditya yang merasa diledek menjadi jengah. Aku langsung menendang betis Cinthya, sembari melototinya.

“Aduh!!!” teriak Cinthya. “Idiiih… Ada yang bela nih,” sindir Cinthya. Aku menjadi malu dan keki dibuat Cinthya. Sedangkan Safira dan Widya tersenyum melihat gurauan Cinthya dan tingkahku. “Udah deh! Aku nggak ganggu lagi.”

“Ih merajuk nih?” goda Safira.

“Habis sih aku dikeroyok begini&he

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status