Share

Bab 23

Setelah mengantarkan Tarman beberapa hari yang lalu, suasana di rumah Pak Roslan cenderung sepi. Biasanya ada suara tangis Farizi mengisi rumah yang terasa hampa itu. Marini dan Pak Roslan juga tidak semangat lagi ke sawah, mereka berpikir toh untuk apa? Maya sudah meninggal dan cucunya sudah dibawa sang ayah. Zuhal juga sudah punya keluarga sendiri yang suatu saat nanti mereka akan pulang. Kesepian merangkul jiwa kedua orang tua itu sehingga membuat keduanya malas melakukan apa pun.

Namun, semua manusia memang harus bertahan atas kondisi apa saja termasuk rindu yang bernanah di jiwa. Marini dan Pak Roslan, dua orang tua malang yang kehilangan anak sekaligus cucu dalam sekali waktu. Akhirnya pun harus melupakan bayang-bayang itu dari pikiran mereka, jika mereka tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan. Hari ini, Dea dan Zuhal pun akan berpamitan untuk kembali ke kota. Lengkaplah sudah puncak kesepian yang melanda kedua paruh baya itu.

Dea sudah mengepak baju-baju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status