Share

LXXII : SEBUAH KEBENARAN

"Mau selama apapun sebuah kebenaran terpendam, lambat laun akan muncul juga ke permukaan pada akhirnya."

***

"Pak Biru, terima kasih karena sudah mau bertemu saya."

Biru tersenyum, mengangguk, dan kemudian mempersilahkan istri Purwanto untuk duduk di ruangannya. Althaf segera mengambil alih bayi berusia sembilan belas bulan yang digendong Sulis. Sulis pun berterima kasih sekilas pada Althaf. Althaf hanya mengangguk, dan membawa bayi tersebut keluar ruangan agar tidak mengganggu pembicaraan antara sang Ibu, dan atasannya.

Untungnya bayi tersebut dalam keadaan tidur, jadi Althaf dengan mudah membawanya tanpa harus membuatnya menangis. Sulis sendiri merasa lega, karena bayinya tak terganggu, meskipun harus berpindah tangan kepada orang lain. Perempuan itu lalu beralih pada Biru yang telah memandanginya dengan serius. Ia tahu ini menjadi sangat canggung, karena terakhir kali mereka bertemu, Sulis dengan berani menghardiknya dengan keras.

"Ada apa, Ibu Sulis?"

Sulistiawati menarik na
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status