Share

Bab 8 Misi berhasil

"Aku takkan jatuh dalam perangkapku, Hehee ... " ucap Eileen dalam hati.

Selagi Karina kebingungan, Eileen memasukkan tangan kirinya ke laci, mengambil surat yang diperlukan Karina untuk mengesahkan pembelian skala besar lalu meremasnya sampai rusak. Dengan santainya kertas itu jatuh dari tangannya ke tong sampah.

"Benarkah kamu sedang hamil? Biar kuperiksa perutmu. Kalau ternyata yang kamu katakan itu benar, itu bisa jadi senjata itu melawan suamimu."

Kejujuran Karina membuat Eileen terkejut.

"Jika suamimu segitu tidak sayangnya padamu, aku bisa membantumu mendapatkan cintanya kembali."

Eileen semakin mati kata. Karina lebih hebat dari perkiraannya. Sekarang posisi mereka mulai terbalik.

Eileen menunjukkan perutnya. Dia tidak bisa mengelak karena sedang terakting sebagai istri yang tersakiti. Jika tiba-tiba dia melawan maka akan menegaskan sebuah dusta.

"Sebagai sesama wanita dan juga sama-sama sedang hamil, aku yakin bisa membantumu."

Berakhirlah sudah. Saat Karina tahu dia tidak sedang hamil, Karina akan kembali membahas soal pembelian perhiasan. Sebenarnya Eileen berencana berbincang dengan suaminya sebelum memutuskan akan menjual Royal Roches atau tidak. Tapi kalau Karina membongkar kebohongannya, tidak akan ada alasan untuk menolaknya lagi.

Dan ternyata,

"Kamu tidak hamil kan. Kamu berbohong. Tapi aku bisa merasakan ketulusan di suaramu. Pangeran keempat benar-benar tidak memperdulikanmu, dan aku bisa membantu memperbaiki hal itu."

"Apa??"

Karina menatap Eileen lulus dan dalam. Dari matanya terpancar kehangatan layaknya seorang ibu yang sedang menasihati anak perempuannya. Tutur bahasanya yang sopan dan lembut mengingatkan Eileen pada sosok ibu kandungnya. Seorang Madam baik hati dan sangat cantik.

Wanita yang menginspirasi Eileen. Cahaya hidup yang sekarang terkurai lemas di tempat tidur dengan Eileen sebagai harapan terakhirnya.

Bahkan seorang wanita kuat dapat meneteskan air mata saat hatinya tersentuh.

"Kamu serius mau membantuku? Tapi tadi kamu bilang akan menggunakan fakta ini untuk menyerang suamiku."

Karina terdiam, hati-hati dia bertanya, "Apa kamu nyaman bersama pria yang membuatmu tidak nyaman?"

"itu—" Eileen tidak bisa berpikir jernih. Hatinya tentu saja sakit ketika melihat suaminya bermesraan dengan selir baru lagi. Tapi sebagai wanita yang menggantungkan hidup suaminya, dia tidak bisa apa-apa selain menerima keadaannya seperti istri pertama.

"Aku kira pangeran keempat benar-benar mencintaiku. Dia bahkan rela menduakan istri pertamanya demi aku. Tapi ternyata ... dia mengambil istri baru lagi, dia playboy dan aku tidak menyukai!"

Eileen mencurahkan kegusaran hatinya pada Karina. Dalam sekejap negosiasi mereka berubah jadi curhat antara wanita terluka dengan wanita bahagia. Karina mengontrol ekspresinya dengan cukup baik. Lalu berkata saat Eileen sudah cukup tenang, "Memang begitulah para pria. Mereka tidak cukup dengan satu wanita saja. Jangankan pangeran, ayahku yang orang kecil saja masih kepikiran untuk poligami."

"Hah! Ayahmu juga berpoligami?"

"Iya. Akan kuberitahu sebuah rahasia—"

Karina sudah menang. Eileen bisa ditipu kapan saja sekarang. Sudah saatnya untuk Karina pergi dari tempat itu karena sebentar lagi asisten Eileen akan datang

Menyadari hal itu Karina segera melancarkan serangan ultimate, "Kalau kamu menjual semua produk Royal Roches padaku hari ini, suamimu pasti sangat bangga. Kalaupun dia tidak senang, tidak ada alasan untuk memarahimu atau kecewa padamu. Ini win win solution untukmu."

Cerahlah wajah Eileen. Sayangnya kertas pembelian sudah hancur, memaksa Eileen mem-print kertas baru.

Karina sempat mengangkat telepon dari pangeran Daniel, kemudian kembali duduk di kursi depan Eileen.

Akhirnya, Karina mendapat apa yang dia inginkan.

"Senang berbisnis denganmu, Permaisuri Karina."

Eileen menjabat tangan Karina. Tanpa disangka Eileen memeluk Karina dan Karina membalasnya dengan hangat.

"Kamu pebisnis yang pintar, Eileen. Aku doakan suamimu lekas sadar dan berhenti menambah istri." Karina menepuk bahu Eileen, senyum tak pernah luntur dari wajahnya.

Mobil pengangkut sudah tiba dan satu persatu perhiasan di pindahkan ke dalam mobil pengangkut. Semua perhiasan kecuali yang sudah di tangan pembeli lain diangkut ke dalam mobil.

Karina sangat puas. Walaupun tidak bisa mendapat kalung cantik milik Eileen, hasil ini sudah lebih dari yang diharapkan pangeran Daniel. Tidak ada pertengkaran, tidak ada perkelahian, negosiasi yang damai.

***

Malam harinya di rumah pangeran mahkota.

Pasutri muda menyandarkan punggung ke satu sama lain, melepas lelah usai seharian bekerja. Setelah membujuk Eileen, lanjut mengawasi pekerjaan buruh pemindahan. Hari ini Karina hanya punya waktu dua jam untuk beristirahat sebelum suaminya pulang jam 8 malam.

"Kamu lelah?" tanya pangeran Daniel.

"Iya. Sudah lama aku enggak bekerja jadi psikolog, rasanya lelah sekali."

"Apa yang Cleo Eileen katakan padamu?"

"Katanya pangeran keempat berhenti menafkahinya, raga maupun batin, sejak menemukan istri ketiganya."

"Oh ya?"

Karina mengangguk. Membalikkan badannya lalu memeluk punggung suaminya dengan sayang.

"Sebenarnya ada cerita apa antara Eileen dan pangeran Adam?"

"Sepertinya kamu tidak mendengarkan cerita dengan benar kemarin,"

"Hehehehee ... terlalu banyak informasi yang masuk ke kepalaku, membuatku jadi pusing."

Daniel bercerita. Pertemuan pertama pangeran Adam dan Cleo Eileen terjadi di depan matanya.

"Pangeram Garam juga ada disana pas itu. Kami terkejut melihat aksi Adam. Dia melindungi putri pasukan pemberontak. Membiarkan punggungnya di hujani tembakan. Aku, pangeran Garam dan tim medis harus berusaha keras menyelamatkan nyawanya waktu itu." Pangeran Daniel tersenyum-senyum mengingat kejadian itu.

"Setelah itu, mereka berdua berkencan. Atas dasar kasihan, Adam menikahi Eileen yang baru saja menyaksikan eksekusi mati ayahnya. Awalnya, ayah dan ibu tidak setuju dengan pernikahan itu dan keinginan Adam berpoligami. Namun akhirnya, Adam berhasil meyakinkan ayah dan ibu, lalu membagi perhatian kepada kedua istrinya."

Karina merasa kasihan pada Eileen. Betapa kelam masa lalu wanita itu. Daniel melanjutkan, "Dia tahun berlalu, Eileen belum juga melahirkan keturunan untuk Adam. Keluarga mulai curiga, Eileen mandul, atau mungkin Adam tidak mencintainya."

"Pangeran Adam awalnya menikahinya karena kasihan kan? Seharusnya cinta bisa bertumbuh setelah tinggal bersama selama dua tahun."

"Sepertinya tidak. Buktinya Adam semakin jauh darinya." Belum selesai Karina bicara Daniel menyelanya.

Karina menghela nafas panjang. Rasa kasihannya pada Eileen itu nyata.

"Sayang, aku ingin menolong Eileen," kata Karina. Terdengar keraguan di suaranya.

Daniel tidak banyak melarang, dia meminta Karina untuk berhati-hati dan mendahulukan kepentingan bersama.

"Boleh saja, tapi jangan lupa dengan tugas utama kamu. Besok kamu harus mengawasi pembangunan toko. Dan aku tidak bisa menemanimu karena harus memutus jaringan kerja sama pangeran keempat dengan pemasok berlian dari pedalaman. Aku ingin kamu tidak pernah meletakkan Smartphone. Kita sedang memulai perang besar dengan pangeran keempat. Jadi, aku tidak ingin kamu pergi sendiri."

Daniel mengeluarkan sebuah kartu nama dari dompetnya. Kartu nama itu milik seorang tentara bayaran tingkat tinggi rahasia bernama Abigail Stormbreak. Codename : Storm.

"Aku harus pergi bersama X-Men ini?" tanya Karina bergurau.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status