Share

Banyak Anak

“Kai, aku hampir tak percaya kalau rumah ini milik kita. Bukannya rumah kita dulu kecil dan buruk sekali ya.” Nuwa memegang erat tangan suaminya. Iya, saat dia baru membuka mata dan disambut oleh uluran tangan Kai, lelaki itu mengajaknya berjalan kaki menuju satu rumah baru yang sangat besar.

“Di sini semuanya tersedia, Nuwa,” jawab Kai.

“Di sini itu maksudmu di mana? Bukannya kita sekarang ada di desa?”

“Nuwa, kau sudah lupa kalau aku sudah mati?” Lelaki itu melirik istrinya.

“Aku tidak lupa. Tapi aku juga ingat kalau aku sudah mati, Kai. Artinya sekarang kita sudah bersama dan tidak akan terpisahkan lagi.”

“Kau belum mati, Nuwa.”

“Tolong jangan suruh aku kembali, Kai. Aku di sana kesepian, tidak ada teman, tidak ada tempat untuk meminta kasih sayang. Aku pantang mengemis cinta dari orang. Baiklah, kalau begitu aku tidak akan bertanya apa-apa lagi. Cukup biarkan saja aku tinggal di sini bersamamu. Itu sudah jauh dari cukup. Pun anak kita akan lahir sebentar lagi.”

“Iya, untuk s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status